Langsung ke konten utama

FKUB Taput Kampanyekan Pentingnya Kerukunan


Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Taput mengampanyekan pentingnya menjaga dan merawat kerukunan. Kampanye dilakukan terhadap 12 ribu pelajar beserta guru yang tersebar di 26 sekolah di Tapanuli Utara. Sepanjang tahun 2018, FKUB telah menetapkan kampanye kerukunan sebagai program utama mereka.


"Kerukunan itu mahal dan sangat kita butuhkan untuk dapat hidup aman, damai dan sejahtera di tengah kepelbagaian masyarakat kita," ujar Ketua FKUB Tapanuli Utara Pdt. Dr. Deonal Sinaga, saat ditemui di Medan, Selasa (18/12/2018).

Deonal Sinaga mengatakan FKUB mendukung program pemerintah yang berupaya menciptakan suasana rukun dan damai di tengah keberagaman suku, agama, budaya dan sosial ekonomi.

Ia menambahkan, para pengurus FKUB Taput secara bersama-sama telah mempergumulkan bagaimana agar keberagaman dan kerukunan di bangsa ini bisa terus terawat dan awet.

"Sejak awal tahun ini, kami para pengurus telah sepakat untuk terus mengampanyekan kerukunan. Kami melihat pentingnya membekali dan memperlengkapi generasi muda memahami arti kerukunan itu, serta apa yang dapat dan perlu dilakukan guna mewujudkannya," ungkap Praeses HKBP Distrik II Silindung itu.

Lebih jauh Deonal mengatakan, sejak September hingga Desember 2018, para pengurus FKUB Taput aktif mengunjungi sekolah-sekolah dan masyarakat di Kabupaten Tapanuli Utara. Mereka mengunjungi sekolah setingkat SMP dan SMA.

Para pelajar dan guru mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh FKUB Tapanuli Utara. Sesuai dengan rumusan yang dibuat pengurus FKUB Tapanuli Utara, ada enam poin kampanyenya yakni mewujudkan Taput sebagai rumah yang nyaman bagi pemeluk agama (yang berbeda-beda), menjadikan perbedaan sebagai kekayaan dan perekat kebersamaan, ajakan menggunakan media sosial untuk menyebarkan kesejukan dan menumbuhkembangkan rasa saling mengasihi dan menghormati, menolak politisasi Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA), menolak ujaran kebencian dan segala bentuk kekerasan serta bersama-sama mewujudkan Taput yang rukun dan damai.

Pengurus FKUB Tapanuli Utara berharap akan dukungan pemerintah, aparat keama an dan masyarakat luas untuk bersama-sama bergandengan tangan membangun menyebarluarkan nilai-nilai penting ini demi kedamaian dan kerukunan, saling menghormati dan menghargai, menerima keberadaan sesama kita dalam masyarakat Taput.

"Hanya dengan pola pikir yang demikian kita dapat membangun masyarakat Taput menjadi masyarakat yang aman, damai dan berperadaban tinggi," pungkas doktor lulusan Hongkong itu. (*)


Sumber:https://sorotdaerah.com/daerah/fkub-taput-kampanyekan-pentingnya-kerukunan/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syawal Gultom: Unimed Bagi Negeri

Oleh Dedy Hutajulu   Berkarir tinggi sampai ke Jakarta, tak membuat Syawal Gultom melupakan Unimed. Ia pulang membawa pengetahuan baru, biarKampus Hijau bisa menjadi pandu bagi negeri. Syawal Gultom LELAKI itu bangkit dari kursi. Ia tinggalkan setumpuk pekerjaan hanya demi menyambutku. Ruangan kami bertemu hanya seluas lapangan volley. Diisi banyak buku. Di tengah ruangan, ada sebuah meja dengan sofa yang disusun melingkar.Sofa itu biasa dipakai untuk menjamu paratamu.Laki-laki yang dimaksud adalah Syawal Gultom. Rektor baru Unimed.  Periode sebelumnya Syawal mengabdikan diri sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya   Manusia Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPMP) Kemendikbud, Jakarta. Di pundak Syawal saat itu dibebankan tanggung jawab berat. Ia harus menjamin desain besar mutu pendidikan di Indonesia. Seperti merpati yang ingat pulang, Syawalpun kembali ke Unimed. Mayoritas anggota Senat mendukung Syawal sebagai nahkoda Unimed. Sampai 2019 nanti, g...

Larut dalam Puisi

Tiada alasan untuk bodoh. Slogan "orang miskin dilarang sekolah" sudah saatnya dihela. Akses terhadap ilmu terbuka lebar. Siapa pun--khususnya orang kota, bisa cerdas dengan aneka bacaan. Banyak bacaan tersedia di toko buku. Hanya perlu kemauan untuk menyambanginya. KAlau terlalu sibuk dengan tugas kuliah atau pekerjaan, luangkanlah saat-saat akhir pekan. Seperti kebiasaanku dan adikku Ervan. Ervan menyempatkan melumat isi buku dengan matanya Satu-satunya cara yang kami gunakan untuk mengisi perayaan dirgahayu ke-68 RI adalah bersembunyi di balik-balik buku di Toko Buku Gramedia, jalan Gajah Mada, Medan. Setelah menerobos banyak kemacetan dari Pancing ke Gramed, akhirnya kami puaskan membaca sampai toko ini tutup.  bagiku sendiri, banyaknya bacaan di sini bikin kepala pusing memilih buku apa. Semuanya ada bagusnya. Tapi aku lebih tertarik membaca novel. sedang Ervan menyukai tokoh-tokoh selebritas Dunia. Diraihnyalah satu buku yang mengulas misteri kematian Michael Jac...

Selamatkan Lapangan Merdeka Medan

Lapangan Merdeka (Vukoraido) BERKACA dari keberhasilan penyelamatan Gedung Nasional Medan, kini para sejarawan, akademisi, mahasiswa, budayawan, pengamat budaya, dan dosen serta aktivis di Medan makin merapatkan barisan. Mereka sedang mengupayakan penyelamatan Lapangan Merdeka Medan dari usaha penghancuran pihak tertentu. Gerakan ini bermaksud mendorong pemerintah agar menyelamatkan Lapangan Merdeka yang kini telah kopak-kapik sehingga merusak makna sejarah yang ada tentang kota ini. Pembangunan skybridge (jembatan layang) sekaligus city cek in dan lahan parkir di sisi timur Lapangan Merdeka, menurut Hamdani Siregar, pengamat sejarah, itu adalah bagian dari upaya penghancuran sejarah. Apalagi, ketika pembangunan tersebut malah makin memunggungi satu monumen bersejarah di Medan, yakni monumen proklamasi kemerdekaan RI. “Ini momentum bagi kita untuk bangkit melawan. Bangkit menyelamatkan Lapangan Merdeka. Karena pembangunan di situ telah merusak sejarah bangsa i...