Langsung ke konten utama

Gagal Bertarung?

Debar-debar halus menjadi debar-debar kencang. Sesaat setelah aku buka surel. Ada balasan dari Sejuk. 

Kepada Yth
Sdr. Dedy Gunawan

Salam sejahtera untuk kita semua.
Kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besasrnya atas partisipasi rekan-rekan mengirimkan proposal Fellowship Keberagaman Tahun 2013.

Setelah Rapat Dewan Juri tahap II Selasa 5 November 2013 membuat pertimbangan secara konseptual dan teknis terhadap seluruh proposal yang masuk, Dewan Juri telah memutuskan proposal yang terpilih,sebagai berikut:

Online:
  1. Susahnya Membangun Tempat Ibadah Bagi Kaum Minoritas (Liputan di Sumatera Barat)
Cetak:   
  1. Harmoni Keberagaman di Wonosobo, Jawa Tengah (Liputan di Jawa Tengah)
  2. Memotret Kehidupan Suku Dayak Uud Danum: Punahnya Agama Kaharingan di Kalbar (Liputan di Kalimantan Barat)
  3. Learning Religious Harmony from a Small Hamlet in Central Java (Liputan di Dusun Petojo, Jepara, Jawa Tengah)
Radio:
  1. Intoleran Menimpa Anak-anak (Liputan di Cianjur Jawa Tengah)
  2. Pesan Damai dari Lereng Bisma (Liputan di Wonosobo, Jawa Tengah)
Televisi:
  1. Dilema Siswa Penganut Sedulur Sikep di Kudus (Liputan di Kudus, Jawa Tengah)
  2. Pengungsi Ahmadiyah Terlantar di Negeri Sendiri (Liputan penderita gangguan jiwa penganut Ahmadiyah di pengungsian Lombok, NTB)
Demikianlah informasi ini kami sampaikan. Sekali lagi kami mengucapkan banyak terima kasih atas partisipasi Anda.

Ahmad Junaidi
Direktur SEJUK
--
Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SeJuK)
Jl. Tebet Barat Dalam VII No. 10 Jakarta Selatan
Telp / Fax. 021-8311.598
website:http://www.sejuk.org e-mail: sejuk2008@gmail.com
FB. Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK)
Twitter. @KabarSEJUK

Intinya: proposalku tidak lolos. Kalah. Bagaimana perasaanku? Sedih? Boleh jadi. Namun tidak mendalam. Setidaknya, kekalahan ini mebuatku belajar untuk lebih gigih mnecari ide liputan yang lebih baik. Menggagas proposal sebagus mungkin yang mampu meyakinkan panitia kalau ideku hebat. Selanjutnya, kupetik satu pelajaran penting, ini bukan kesempatanku. Itu berarti kesempatanku masih ada di depan mata. Aku bersemangat lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syawal Gultom: Unimed Bagi Negeri

Oleh Dedy Hutajulu   Berkarir tinggi sampai ke Jakarta, tak membuat Syawal Gultom melupakan Unimed. Ia pulang membawa pengetahuan baru, biarKampus Hijau bisa menjadi pandu bagi negeri. Syawal Gultom LELAKI itu bangkit dari kursi. Ia tinggalkan setumpuk pekerjaan hanya demi menyambutku. Ruangan kami bertemu hanya seluas lapangan volley. Diisi banyak buku. Di tengah ruangan, ada sebuah meja dengan sofa yang disusun melingkar.Sofa itu biasa dipakai untuk menjamu paratamu.Laki-laki yang dimaksud adalah Syawal Gultom. Rektor baru Unimed.  Periode sebelumnya Syawal mengabdikan diri sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya   Manusia Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPMP) Kemendikbud, Jakarta. Di pundak Syawal saat itu dibebankan tanggung jawab berat. Ia harus menjamin desain besar mutu pendidikan di Indonesia. Seperti merpati yang ingat pulang, Syawalpun kembali ke Unimed. Mayoritas anggota Senat mendukung Syawal sebagai nahkoda Unimed. Sampai 2019 nanti, g...

Larut dalam Puisi

Tiada alasan untuk bodoh. Slogan "orang miskin dilarang sekolah" sudah saatnya dihela. Akses terhadap ilmu terbuka lebar. Siapa pun--khususnya orang kota, bisa cerdas dengan aneka bacaan. Banyak bacaan tersedia di toko buku. Hanya perlu kemauan untuk menyambanginya. KAlau terlalu sibuk dengan tugas kuliah atau pekerjaan, luangkanlah saat-saat akhir pekan. Seperti kebiasaanku dan adikku Ervan. Ervan menyempatkan melumat isi buku dengan matanya Satu-satunya cara yang kami gunakan untuk mengisi perayaan dirgahayu ke-68 RI adalah bersembunyi di balik-balik buku di Toko Buku Gramedia, jalan Gajah Mada, Medan. Setelah menerobos banyak kemacetan dari Pancing ke Gramed, akhirnya kami puaskan membaca sampai toko ini tutup.  bagiku sendiri, banyaknya bacaan di sini bikin kepala pusing memilih buku apa. Semuanya ada bagusnya. Tapi aku lebih tertarik membaca novel. sedang Ervan menyukai tokoh-tokoh selebritas Dunia. Diraihnyalah satu buku yang mengulas misteri kematian Michael Jac...

Selamatkan Lapangan Merdeka Medan

Lapangan Merdeka (Vukoraido) BERKACA dari keberhasilan penyelamatan Gedung Nasional Medan, kini para sejarawan, akademisi, mahasiswa, budayawan, pengamat budaya, dan dosen serta aktivis di Medan makin merapatkan barisan. Mereka sedang mengupayakan penyelamatan Lapangan Merdeka Medan dari usaha penghancuran pihak tertentu. Gerakan ini bermaksud mendorong pemerintah agar menyelamatkan Lapangan Merdeka yang kini telah kopak-kapik sehingga merusak makna sejarah yang ada tentang kota ini. Pembangunan skybridge (jembatan layang) sekaligus city cek in dan lahan parkir di sisi timur Lapangan Merdeka, menurut Hamdani Siregar, pengamat sejarah, itu adalah bagian dari upaya penghancuran sejarah. Apalagi, ketika pembangunan tersebut malah makin memunggungi satu monumen bersejarah di Medan, yakni monumen proklamasi kemerdekaan RI. “Ini momentum bagi kita untuk bangkit melawan. Bangkit menyelamatkan Lapangan Merdeka. Karena pembangunan di situ telah merusak sejarah bangsa i...