Langsung ke konten utama

NOMMENSEN & PERUBAHAN PERADABAN BANGSO BATAK



SAHABAT yang baik hati, salam dari Pearaja - Tarutung.

HKBP Distrik II Silindung menyelenggarakan Seminar Sehari dalam rangka perayaan Paskah & 100 Tahun HKBP Paskah Nommensen. Dibawah terang  Thema "Nommensen & Petadaban bangso Batak," seminar yg dihadiri pelayan penuh waktu di kantor Pusat dan Distrik II Silindung, parhalado & ruas ni huria, berlangsung dengan penuh sukacita dgn materi seminar yg dipersiapkan dengan baik.

Pembicara dalam Seminar ini, Ompu I Ephorus Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing, Kadep Koinonia Pdt. Dr. Martongo Sitinjak, Kadep Marturia Pdt. Dr. Annavera Pangaribuan,  Praeses Distrik II Silindung & Pdt. Morhan Doloksaribu. Seminar ini dimoderasi dgn kreatif oleh Pdt. Thomson Sinaga.

Terimakasih banyak kepada panitia yg diketuai oleh Pdt. Saor Hutagaol. Kita harapkan melalui seminar ini Spirit & semangat pelayanan IL. Nommensen semakin nyata, sehingga HKBP ke depan benar-benar "Melayani dengan segenap hati - marhobas suan nasa roha."

Dengan demikian kita bisa berharap akan gereja dan warga gereja yg akan tampil tangguh dan percaya diri: kuat, elastis dan tahan uji. Tuhan memberkati gereja yg kita cintai!
Dear friends, I wish you a nice evening! (Pdt Dr Deonal Sinaga)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syawal Gultom: Unimed Bagi Negeri

Oleh Dedy Hutajulu   Berkarir tinggi sampai ke Jakarta, tak membuat Syawal Gultom melupakan Unimed. Ia pulang membawa pengetahuan baru, biarKampus Hijau bisa menjadi pandu bagi negeri. Syawal Gultom LELAKI itu bangkit dari kursi. Ia tinggalkan setumpuk pekerjaan hanya demi menyambutku. Ruangan kami bertemu hanya seluas lapangan volley. Diisi banyak buku. Di tengah ruangan, ada sebuah meja dengan sofa yang disusun melingkar.Sofa itu biasa dipakai untuk menjamu paratamu.Laki-laki yang dimaksud adalah Syawal Gultom. Rektor baru Unimed.  Periode sebelumnya Syawal mengabdikan diri sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya   Manusia Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPMP) Kemendikbud, Jakarta. Di pundak Syawal saat itu dibebankan tanggung jawab berat. Ia harus menjamin desain besar mutu pendidikan di Indonesia. Seperti merpati yang ingat pulang, Syawalpun kembali ke Unimed. Mayoritas anggota Senat mendukung Syawal sebagai nahkoda Unimed. Sampai 2019 nanti, g...

Larut dalam Puisi

Tiada alasan untuk bodoh. Slogan "orang miskin dilarang sekolah" sudah saatnya dihela. Akses terhadap ilmu terbuka lebar. Siapa pun--khususnya orang kota, bisa cerdas dengan aneka bacaan. Banyak bacaan tersedia di toko buku. Hanya perlu kemauan untuk menyambanginya. KAlau terlalu sibuk dengan tugas kuliah atau pekerjaan, luangkanlah saat-saat akhir pekan. Seperti kebiasaanku dan adikku Ervan. Ervan menyempatkan melumat isi buku dengan matanya Satu-satunya cara yang kami gunakan untuk mengisi perayaan dirgahayu ke-68 RI adalah bersembunyi di balik-balik buku di Toko Buku Gramedia, jalan Gajah Mada, Medan. Setelah menerobos banyak kemacetan dari Pancing ke Gramed, akhirnya kami puaskan membaca sampai toko ini tutup.  bagiku sendiri, banyaknya bacaan di sini bikin kepala pusing memilih buku apa. Semuanya ada bagusnya. Tapi aku lebih tertarik membaca novel. sedang Ervan menyukai tokoh-tokoh selebritas Dunia. Diraihnyalah satu buku yang mengulas misteri kematian Michael Jac...

Selamatkan Lapangan Merdeka Medan

Lapangan Merdeka (Vukoraido) BERKACA dari keberhasilan penyelamatan Gedung Nasional Medan, kini para sejarawan, akademisi, mahasiswa, budayawan, pengamat budaya, dan dosen serta aktivis di Medan makin merapatkan barisan. Mereka sedang mengupayakan penyelamatan Lapangan Merdeka Medan dari usaha penghancuran pihak tertentu. Gerakan ini bermaksud mendorong pemerintah agar menyelamatkan Lapangan Merdeka yang kini telah kopak-kapik sehingga merusak makna sejarah yang ada tentang kota ini. Pembangunan skybridge (jembatan layang) sekaligus city cek in dan lahan parkir di sisi timur Lapangan Merdeka, menurut Hamdani Siregar, pengamat sejarah, itu adalah bagian dari upaya penghancuran sejarah. Apalagi, ketika pembangunan tersebut malah makin memunggungi satu monumen bersejarah di Medan, yakni monumen proklamasi kemerdekaan RI. “Ini momentum bagi kita untuk bangkit melawan. Bangkit menyelamatkan Lapangan Merdeka. Karena pembangunan di situ telah merusak sejarah bangsa i...