Langsung ke konten utama

Oknum Polri Tembak Adik Ipar


SEORANG oknum Polri inisial F (41) berpangkat Komisaris Polisi yang kini menjabat sebagai Wakil Kapolres Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat diamankan Polda Sumut, Kamis (5/4). Mantan Kepala Satuan Reserse Kriminal Poltabes Medan itu diamankan karena diduga menembak mati adik iparnya bernama Jumingan (33).

Penembakan itu terjadi di kediaman korban di Jalan Tirtosari, Gang Keluarga, No 14, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung, Rabu (4/4) malam. Selain mengamankan tersangka, polisi juga menyita barang bukti berupa sepucuk senjata revolver, enam butir selongsong amunisi, sebutir proyektil, selembar kartu senjata api dan selembar Kartu Tanda Anggota Polri.

Kapolda Sumut Irjen Polisi Paulus Waterpauw mengatakan, pihaknya masih mendalami apa motif tersangka menembak adik iparnya. "Modus dan motif saat ini masih dalam upaya pengungkapan," ujarnya.

Lebih jauh Kapolda menerangkan, pihaknya sedang memeriksa tiga orang saksi, yakni ibu dan istri dari tersangka, serta istri dari Jumingan. Pemeriksaan itu guna mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan motif penembakan tersebut. Sementara itu, korban masih diotopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

"Dari tubuh korban ditemukan ada enam bekas luka tembakan. Ada dugaan motif mengarah ke (pasal) 340 (pembunuhan berencana-red), dengan dia memiliki dan membawa senpi. Tapi itu juga yang jadi pertanyaan kami. Jadi mohon bersabar ya," jelasnya.

Menurut Kapolda, tersangka terancam diganjar 20 tahun penjara. Sedangkan untuk sanksi etik, akan dilakukan jika sudah ada keputusan inkrah dan vonis pengadilan. "Hasil pemeriksaan tes urin dan darah negatif narkoba. Sementara pemeriksaan psikologi masih pendalaman," tandasnya.

Irjen Paulus menyebut, dalam mengungkap kasus ini pihaknya perlu kehati-hatian. Pasalnya, untuk datang ke Medan, tersangka diketahui mengantongi izin dari kesatuannya.

Kapolda menerangkan, kedatangan tersangka demi menjenguk ibunya yang baru sembuh dari sakit penyakit. Tersangka sempat mengobrol sambil memijat kaki ibunya. Namun tak diduga, tiba-tiba tersangka menembak adik iparnya. Dan korban pun meregang nyawa dengan bersimbah darah.

Kapolda mengaku ia juga mendapat informasi, sebelum menembak adik iparnya, tersangka sempat menodongkan pistol ke arah ibunya. Selain itu, kata Kapolda, tersangka juga mengaku tidak menyesali perbuatannya. (Dedy Hutajulu)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syawal Gultom: Unimed Bagi Negeri

Oleh Dedy Hutajulu   Berkarir tinggi sampai ke Jakarta, tak membuat Syawal Gultom melupakan Unimed. Ia pulang membawa pengetahuan baru, biarKampus Hijau bisa menjadi pandu bagi negeri. Syawal Gultom LELAKI itu bangkit dari kursi. Ia tinggalkan setumpuk pekerjaan hanya demi menyambutku. Ruangan kami bertemu hanya seluas lapangan volley. Diisi banyak buku. Di tengah ruangan, ada sebuah meja dengan sofa yang disusun melingkar.Sofa itu biasa dipakai untuk menjamu paratamu.Laki-laki yang dimaksud adalah Syawal Gultom. Rektor baru Unimed.  Periode sebelumnya Syawal mengabdikan diri sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya   Manusia Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPMP) Kemendikbud, Jakarta. Di pundak Syawal saat itu dibebankan tanggung jawab berat. Ia harus menjamin desain besar mutu pendidikan di Indonesia. Seperti merpati yang ingat pulang, Syawalpun kembali ke Unimed. Mayoritas anggota Senat mendukung Syawal sebagai nahkoda Unimed. Sampai 2019 nanti, g...

Larut dalam Puisi

Tiada alasan untuk bodoh. Slogan "orang miskin dilarang sekolah" sudah saatnya dihela. Akses terhadap ilmu terbuka lebar. Siapa pun--khususnya orang kota, bisa cerdas dengan aneka bacaan. Banyak bacaan tersedia di toko buku. Hanya perlu kemauan untuk menyambanginya. KAlau terlalu sibuk dengan tugas kuliah atau pekerjaan, luangkanlah saat-saat akhir pekan. Seperti kebiasaanku dan adikku Ervan. Ervan menyempatkan melumat isi buku dengan matanya Satu-satunya cara yang kami gunakan untuk mengisi perayaan dirgahayu ke-68 RI adalah bersembunyi di balik-balik buku di Toko Buku Gramedia, jalan Gajah Mada, Medan. Setelah menerobos banyak kemacetan dari Pancing ke Gramed, akhirnya kami puaskan membaca sampai toko ini tutup.  bagiku sendiri, banyaknya bacaan di sini bikin kepala pusing memilih buku apa. Semuanya ada bagusnya. Tapi aku lebih tertarik membaca novel. sedang Ervan menyukai tokoh-tokoh selebritas Dunia. Diraihnyalah satu buku yang mengulas misteri kematian Michael Jac...

Selamatkan Lapangan Merdeka Medan

Lapangan Merdeka (Vukoraido) BERKACA dari keberhasilan penyelamatan Gedung Nasional Medan, kini para sejarawan, akademisi, mahasiswa, budayawan, pengamat budaya, dan dosen serta aktivis di Medan makin merapatkan barisan. Mereka sedang mengupayakan penyelamatan Lapangan Merdeka Medan dari usaha penghancuran pihak tertentu. Gerakan ini bermaksud mendorong pemerintah agar menyelamatkan Lapangan Merdeka yang kini telah kopak-kapik sehingga merusak makna sejarah yang ada tentang kota ini. Pembangunan skybridge (jembatan layang) sekaligus city cek in dan lahan parkir di sisi timur Lapangan Merdeka, menurut Hamdani Siregar, pengamat sejarah, itu adalah bagian dari upaya penghancuran sejarah. Apalagi, ketika pembangunan tersebut malah makin memunggungi satu monumen bersejarah di Medan, yakni monumen proklamasi kemerdekaan RI. “Ini momentum bagi kita untuk bangkit melawan. Bangkit menyelamatkan Lapangan Merdeka. Karena pembangunan di situ telah merusak sejarah bangsa i...