Langsung ke konten utama

Pendatang Baru, Bintang Baru

Dia memang pendatang baru. Namun tak butuh waktu lama baginya mengukir namanya di papan teratas. Sederet nama para pemain gulat hebat dikalahkannya. Bahkan nama-nama yang paling sangar pun dilibasnya.



Oleh Dedy Hutajulu

SHINSUKE Nakamura ngos-ngosan. Berulang kali ia mengunci Brock Lesnar. Berulang kali pula ia menerjang dan memukul dengan jurus pamungkas, namun lawan masih saja tangguh.

Brock "si mahluk buas" dengan ganas dan keji membangai Nakamura. Suplex City, jurus andalannya berulang kali dipakai untuk membanting Nakamura. Namun lawan juga masih bisa bangkit. Tinju, pukul, banting dan terjangannya bahkan tak mampu mematikan jurus-jurus Nakamura. Lelaki kurus itu sungguh buas menyengsarakan Brock.

Lesnar salah satu pemain gulat WWF, yang pernah mengalahkan legenda wresling Undertaker. Ia juga sangat disegani karena permainan smack downnya begitu keji. Ia lawan yanh sulit dikalahkan. Namun menghadapi Nakamura, Brock sampai mati-matian. Brock akhirnya menang setelah memiting, banting, suplex city dan kuncian pamungkas. Namun mata dunia melihat, Nakamura hampir saja berulang kali mengalahkan Lesnar, sang bintang itu.

Tak heran jika nama seperti Randy Orton, John Cena, Dolf Ziggler, Kevin Oven, Baron Corbyn dan AJ Style didepaknya dari ring. Nakamura memang pendatang baru, namun ia telah mengalahkan banyak bintang besar. Ia jawara baru yang diperhitungkan. Selain karena badannya yang kurus, tidak ideal sebagai bintang smack down, juga karena jurus-jurusnya tidak lazim. Namun ia memiliki teknik memukul yang akurat, pitingan, ahli jujitsu, muathay, dan punya tenaga kuda bengal.

***
Di blantika kepenulisan juga serupa. Pendatang baru selalu berpeluang tampil memukau. Mereka datang dengan membawa kejutan. Mereka seumpama Nakamura yang menjulang jadi bintang bersinar.

Namun pendatang baru bukanlah mahluk yang pecah dari telur atau jatuh dari langit. Mereka harus menjalani fase pahit nan teruji sepasti Nakamura. Ia menguasai teknik (kepenulisan), tahan banting, konsisten, gigih dan daya dobrak. Memiliki semangat saja tidak cukup. Ia harus menguasai keterampilan yang dibutuhkan, sepasti Nakamura. Ia tahu dirinya akan menghadapi banyak pegulat hebat, maka ia menempa dirinya dengan latihan sangat keras. Supaya mampu mengalahkan para bintang.

Di dunia kepenulisan juga demikian. Pendatang baru harus mempersiapkan diri untuk hal semacam itu. Diantaranya, tangguh membaca, diskusi, berdialektika, kontemplasi, menginterviu orang, meriset dan menuliskan semua saripati gagasannya. Semua proses akan mengantarkannya menuju gerbang emas kesuksesan. Mereka seumpama Nakamura, yang tampil memukau dengan sekelabat sukses gemilangnya.

Wellcome para pendatang baru. Saatnya kalian berkibar!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syawal Gultom: Unimed Bagi Negeri

Oleh Dedy Hutajulu   Berkarir tinggi sampai ke Jakarta, tak membuat Syawal Gultom melupakan Unimed. Ia pulang membawa pengetahuan baru, biarKampus Hijau bisa menjadi pandu bagi negeri. Syawal Gultom LELAKI itu bangkit dari kursi. Ia tinggalkan setumpuk pekerjaan hanya demi menyambutku. Ruangan kami bertemu hanya seluas lapangan volley. Diisi banyak buku. Di tengah ruangan, ada sebuah meja dengan sofa yang disusun melingkar.Sofa itu biasa dipakai untuk menjamu paratamu.Laki-laki yang dimaksud adalah Syawal Gultom. Rektor baru Unimed.  Periode sebelumnya Syawal mengabdikan diri sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya   Manusia Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPMP) Kemendikbud, Jakarta. Di pundak Syawal saat itu dibebankan tanggung jawab berat. Ia harus menjamin desain besar mutu pendidikan di Indonesia. Seperti merpati yang ingat pulang, Syawalpun kembali ke Unimed. Mayoritas anggota Senat mendukung Syawal sebagai nahkoda Unimed. Sampai 2019 nanti, g...

Larut dalam Puisi

Tiada alasan untuk bodoh. Slogan "orang miskin dilarang sekolah" sudah saatnya dihela. Akses terhadap ilmu terbuka lebar. Siapa pun--khususnya orang kota, bisa cerdas dengan aneka bacaan. Banyak bacaan tersedia di toko buku. Hanya perlu kemauan untuk menyambanginya. KAlau terlalu sibuk dengan tugas kuliah atau pekerjaan, luangkanlah saat-saat akhir pekan. Seperti kebiasaanku dan adikku Ervan. Ervan menyempatkan melumat isi buku dengan matanya Satu-satunya cara yang kami gunakan untuk mengisi perayaan dirgahayu ke-68 RI adalah bersembunyi di balik-balik buku di Toko Buku Gramedia, jalan Gajah Mada, Medan. Setelah menerobos banyak kemacetan dari Pancing ke Gramed, akhirnya kami puaskan membaca sampai toko ini tutup.  bagiku sendiri, banyaknya bacaan di sini bikin kepala pusing memilih buku apa. Semuanya ada bagusnya. Tapi aku lebih tertarik membaca novel. sedang Ervan menyukai tokoh-tokoh selebritas Dunia. Diraihnyalah satu buku yang mengulas misteri kematian Michael Jac...

Selamatkan Lapangan Merdeka Medan

Lapangan Merdeka (Vukoraido) BERKACA dari keberhasilan penyelamatan Gedung Nasional Medan, kini para sejarawan, akademisi, mahasiswa, budayawan, pengamat budaya, dan dosen serta aktivis di Medan makin merapatkan barisan. Mereka sedang mengupayakan penyelamatan Lapangan Merdeka Medan dari usaha penghancuran pihak tertentu. Gerakan ini bermaksud mendorong pemerintah agar menyelamatkan Lapangan Merdeka yang kini telah kopak-kapik sehingga merusak makna sejarah yang ada tentang kota ini. Pembangunan skybridge (jembatan layang) sekaligus city cek in dan lahan parkir di sisi timur Lapangan Merdeka, menurut Hamdani Siregar, pengamat sejarah, itu adalah bagian dari upaya penghancuran sejarah. Apalagi, ketika pembangunan tersebut malah makin memunggungi satu monumen bersejarah di Medan, yakni monumen proklamasi kemerdekaan RI. “Ini momentum bagi kita untuk bangkit melawan. Bangkit menyelamatkan Lapangan Merdeka. Karena pembangunan di situ telah merusak sejarah bangsa i...