Hendra Gunawan Tarigan Caleg PDIP No Urut 10 Aam lekas mengambil henpon. Diketiknya nomor telepon yang tertera di poster sang caleg. Poster yang dipampang di akun fesbuk. Sms gayung bersambut. Sang kandidat mengontak balik. "Kita ketemu dimana? Sambil kopi darat ayo." ajakan yang diplomatis. Hati Aam kaget sekaligus dibesarkan. "Pesanku langsung dibalas, bang," ujarnya. Sang caleg sengaja memasang nomor kontak, membuka ruang diskusi (grup) di fesbuk serta memampangkan program yang akan diusungnya nanti. Tiada satu pun posternya bisa anda temukan seliweran di pohon atau tiang listrik. Saya sudah coba mutar-mutar untuk mencari apakah ada satu pohon saja yang menjadi korban posternya? Ternyata tidak ada. Berani betul caleg satu ini menolak kampanye di pohon. Tidak berlebihan kandidat yang satu ini. Ia berlatar belakang aktivis. Usianya muda. Tapi sejak remaja sudah menggandrungi politik. Semasa mahasiswa getol mengkritisi kebijakan kampus yang dini
Merawat bangsa lewat Ide, Gagasan, Dan Kreativitas. Seberkas sinar di ujung lorong gelap mejadi asa di tengah bangsa yang rapuh nan kelam ini!