Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Satwa Langka Tapir Ditemukan Di Kotapinang

Seekor tapir diperkirakan berbobot 150 kg dengan tinggi satu meter dan panjang 2 meter ditemukan berkeliaran di lokasi pekuburun cina, Kampung Kristen Kelurahan Kotapinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sumut, Senin (18/12). Hewan tapir itu sempat menjadi tontontan warga Kotapinang. Mereka bertanya-tanya kenapa ada hewan langka tapir berkeliaran di kampung warga padahal jauh dari hutan? Ada apa ini? Apakah hutan habitatnya sedang rusak parah sehingga hewan langka pun masuk ke pemukiman manusia? Hewan langka ini pertama kali ditemukan oleh Frengki Samosir, warga setempat. Frengki kemudian memberitahukan hal itu kepada warga sekitar, lalu warga kampung kristen menangkap dan mengikat hewan tersebut. Awalnya Frengki mengira hewan tersebut adalah babi hutan. Setelah dilihat secara seksama, ternyata hewan tersebut memiliki dua warna yakni separuh badannya hingga kepala berwarna hitam dan dari perut ke ekornya berwarna putih. "Saya sangat  terkejut dengan

Mardi Panjaitan Pimpin FKSOK Sumut

BERFOTO: Para pengurus dan Penasihat Forum Komunikasi Sarjana Olahraga Kristen (FKSOK) Sumatera Utara (Sumut) berfoto usai pelantikan dan Natal di aula Perguruan Kristen Immanuel Medan, Jalan Slamed Riyadi Nomor 1, Medan. Mardi Panjaitan dilantik sebagai ketua FKSOK Sumut. MARDI Panjaitan resmi memimpin Forum Komunikasi Sarjana Olahraga Kristen (FKSOK) Sumatera Utara (Sumut). "Saya akan bekerja dengan gigih," ungkapnya usai dilantik bersama para pengurus lainnya di aula Perguruan Kristen Immanuel Medan, Jalan Slamed Riyadi Nomor 1, Medan. Mardi merupakan alumni Unimed angkatan 1997. Saat ini ia mengajar sebagai guru berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Pembina Sumut. Ia aktif di beberapa organisasi gereja, masyarakat dan olahraga. Terpilih sebagai ketua FKSOK Sumut, baginya merupakan sejarah. "Sebab, ini organisasi pertama untuk sarjana Kristen di Sumut," terangnya, Minggu (17/12). Mardi menjelaskan, organisasi ini mengusung semboyan: Men

Si 'Tangan Ajaib' Kiki Hermawan Sembuhkan 3 Orang Lumpuh Di Medan

Teks Foto AKUPUNTUR: Si 'Tangan Ajaib' Kiki Hendrawan (42) sedang mengobati Orli Panjaitan (53) dengan teknik akupuntur di Medan, Rabu (6/12). Orli seorang pemulung yang sudah tiga tahun mengalami kelumpuhan. Di tangan Kiki, banyak orang lumpuh sembuh dalam waktu singkat. Oleh Dedy Hutajulu Kiki Hendrawan (42), ahli akupuntur asal Bekasi telah menyembuhkan lima orang warga Medan yang menderita lumpuh dan syaraf kejepit.  Meski hanya dua hari di Medan, pria yang dijuluki 'si tangan ajaib' ini memanfaatkan waktunya untuk mengobati orang-orang lumpuh yang tak mampu membayar biaya berobat. Ia membuka lapak pengobatan di gubuk Nursaidah di Jalan Sunggal No 325. Jika di hari pertama, tepatnya Selasa (5/12) ia telah memulihkan kesehatan pemulung bernama Nursaidah Boru Siahaan (48), yang sudha dua tahun menderita lumpuh. Di hari kedua, Rabu (6/12), ia menangani enam orang sekaligus. Kelimanya yakni Merina Waruwu (47), janda 3 anak, M Sibarani (50), Marga Hutajulu

2 Tahun Lumpuh, Nursaidah Akhirnya Bisa Berjalan

LUMPUH: Nursaidah Siahaan (48), seorang penderita lumpuh warga Sunggal kini sembuh setelah ditangani oleh Kiki Hendrawan (42), ahli akupuntur. Di tangan Kiki Hendrawan, orang-orang lumpuh dalam sekejab bisa menari-nari. Tak heran jika oleh media, ia dijuluki 'si tangan ajaib'. FOTO OLEH DEDY HUTAJULU Oleh Dedy Hutajulu Di tangan Kiki Hendrawan (42), orang-orang yang lumpuh dalam sekejab bisa menari-nari. Tak heran jika oleh media, ia dijuluki 'si tangan ajaib'.  Ia bahkan berani mengklaim mampu menyembuhkan orang terkena penyakit syaraf kejepit, stroke, vertigo dan migrain hanya dalam lima menit. Klaimnya itu ternyata bukan bualan. Seorang pemulung bernama Nursaidah Boru Siahaan (48), yang sudah dua tahun lumpuh, kini sembuh hanya dalam satu menit ditangani Kiki. Nursaidah merupakan seorang ibu bagi delapan anak. Mereka yang tinggal di sebuah gubuk di gudang botot di Jalan Sunggal No 325 Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal. Selama dua tahun ini, Nur