Langsung ke konten utama

2 Tahun Lumpuh, Nursaidah Akhirnya Bisa Berjalan

LUMPUH: Nursaidah Siahaan (48), seorang penderita lumpuh warga Sunggal kini sembuh setelah ditangani oleh Kiki Hendrawan (42), ahli akupuntur. Di tangan Kiki Hendrawan, orang-orang lumpuh dalam sekejab bisa menari-nari. Tak heran jika oleh media, ia dijuluki 'si tangan ajaib'. FOTO OLEH DEDY HUTAJULU
Oleh Dedy Hutajulu

Di tangan Kiki Hendrawan (42), orang-orang yang lumpuh dalam sekejab bisa menari-nari. Tak heran jika oleh media, ia dijuluki 'si tangan ajaib'. 

Ia bahkan berani mengklaim mampu menyembuhkan orang terkena penyakit syaraf kejepit, stroke, vertigo dan migrain hanya dalam lima menit.

Klaimnya itu ternyata bukan bualan. Seorang pemulung bernama Nursaidah Boru Siahaan (48), yang sudah dua tahun lumpuh, kini sembuh hanya dalam satu menit ditangani Kiki.

Nursaidah merupakan seorang ibu bagi delapan anak. Mereka yang tinggal di sebuah gubuk di gudang botot di Jalan Sunggal No 325 Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal. Selama dua tahun ini, Nursaidah hanya bisa terbaring di ranjangnya. Suaminyalah menjadi tulang punggung satu-satunya.

Ketiadaan biayalah yang membuat perempuan ini tidak berobat ke rumah sakit. Selama ini ia hanya mampu berobat ke klinik. Ia terpaksa menahan-nahan rasa sakit di punggung dan pinggang. Walau ia tahu, penyakit ini tak boleh dibiarkan tanpa penanganan.

"Hari ini saya senang sekali. Saya sudah sembuh. Sekarang saya sudah bisa berdiri, berjalan dan bergerak bebas. Terima kasih Pak Kiki, sudah mengobati saya. Semoga Allah membalas kebaikan Pak Kiki," sujud syukur Nursaidah lalu menari-nari kegirangan di pintu rumahnya, Selasa (5/12).

Nursaidah senang apalagi membayangkan sebentar lagi ia akan terjun kembali bekerja. Ia akan bergerilya memulung membantu suaminya mencari uang demi membiaya sekolah anak-anaknya. "Selama ini, hanya suami saya yang bekerja. Seminggu pendapatannya cuma Rp 400 ribu. Kami belajar mencukupkan diri. Tapi sekarang sudah sehat. Saya akan kerja lagi," jelasnya.

Melihat kegirangan Nursaidah, Kiki Hendrawan turut bahagia. Ia mengaku, melihat orang-orang kembali memiliki pengharapan hidup adalah salah satu impiannya. "Itulah yang selama ini saya cari. Saya ingin melihat orang kembali punya pengharapan. Nah, tadi lihat kan, Ibu itu sekarang berpengharapan," ungkapnya.

Kiki datang jauh-jauh dari Bekasi ke Medan khusus untuk mengobati Nursaidah. Informasi tentang kesehatan Nursaidah diperolehnya dari media surat kabar. Ia pun segera mengatur jadwal dan rela menyambangi perempuan lumpuh ini di kediamannya yang berada di dalam sebuah gudang botot.

"Saya tak pandang bulu. Tujuan saya ingin menolong orang banyak. Itu (cita-cita) saya dari awal, sebelum saya (belajar) ke China. Saya ingin bermanfaat buat banyak orang, buat siapapun," timpalnya.

Kiki hanya membutuhkan waktu semenit untuk memulihkan kesehatan Nursaidah. Padahal, dari segi kedokteran, bedah syaraf paling cepat memakan waktu enam jam. "Bedanya tekniknya. Teknik saya ini, belum ada yang menguasainya di Indonesia. Baru saya. Orang yang syaraf kejepit, yang saya tangani, atas restu Allah, bisa sembuh cepat," katanya.

Aktivis Pemulung Uba Pasaribu memuji kedermawanan Kiki Hendrawan dan tim. Tak hanya karena memberi pengobatan gratis bagi orang miskin yang menderita lumpuh. Kiki Hendrawan juga rela datang dari Bekasi dan menyambangi gubuk pemulung di pelosok Sunggal.

"Pak Kiki bukan cuma menyembuhkan raga Bu Nursaidah dari kelumpuhan. Tetapi juga telah memulihkan semangat hidup dan pengharapan ibu ini. Kami dari komunitas pemulung berterima kasih kepada Pak Kiki Hendrawan," puji Pasaribu.

Selain Nursaidah, sederet nama yang pernah diobati Kiki antara lain musisi Oddie Agam, musisi Andre Hehanusa, Ketua Mahkamah Konstitusi Arief Hidayat, Komisi 5 DPR RI Nasir Jamil, musisi Doddy Katamsi, mantan Vokalis Boomerang Roy Jeconiah dan banyak lagi.  (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamatkan Lapangan Merdeka Medan

Lapangan Merdeka (Vukoraido) BERKACA dari keberhasilan penyelamatan Gedung Nasional Medan, kini para sejarawan, akademisi, mahasiswa, budayawan, pengamat budaya, dan dosen serta aktivis di Medan makin merapatkan barisan. Mereka sedang mengupayakan penyelamatan Lapangan Merdeka Medan dari usaha penghancuran pihak tertentu. Gerakan ini bermaksud mendorong pemerintah agar menyelamatkan Lapangan Merdeka yang kini telah kopak-kapik sehingga merusak makna sejarah yang ada tentang kota ini. Pembangunan skybridge (jembatan layang) sekaligus city cek in dan lahan parkir di sisi timur Lapangan Merdeka, menurut Hamdani Siregar, pengamat sejarah, itu adalah bagian dari upaya penghancuran sejarah. Apalagi, ketika pembangunan tersebut malah makin memunggungi satu monumen bersejarah di Medan, yakni monumen proklamasi kemerdekaan RI. “Ini momentum bagi kita untuk bangkit melawan. Bangkit menyelamatkan Lapangan Merdeka. Karena pembangunan di situ telah merusak sejarah bangsa i...

Kalang Baru dan Kenangan di Bondar

aku cuma cuci muka di air bondar Kesal. Kesal banget terus dikibuli si Rindu Capah. Dia ajak kami , katanya cebur ke sungai. Aku sudah senang. Buru-buru keluar dari rumahnya. Berlari sambil bawa kamera dan sabun dan odol.  Aku berharap pagi ini dapat suasana sungai yang indah di Kalang Baru, Sidikalang. Poto unutk oleh-oleh ke Medan. Kami bertiga berjalan menyusuri kebun kopi. Masuk lewat jalan-jalan tikus. Melewati rerimbunan bambu. Turun ke bawah dengan tangga-tanggah tanah yang dibentuk sedemikian rupa supaya serupa tangga. Cukup curam turunan itu. Di bawah tampak aliran sungai melintasi selokan-selokan yang berdempetan dengan sawah.  Banyak remaja dan gadis-gadis di bawah sedang mencuci dan mandi. Kami harus teriak "Lewat..atau Boa" baru mereka menyahut dan kami bis alewat. Begitu tiba di bawah, kukira kami akan berjalan masih jauh lagi menuju sungai yang dibilang Rindu. Tahu-tahunya, sungai yang di maksud adalah selokan ini. Gondok benar hatiku. "I...

Menunggu Langkah Progres Timur Pradopo

Oleh Dedy Hutajulu “Congratulation pak Timur Pradopo. Semoga sukses menakhodai kepolisisan di negeri ini, segala harapan kami dipundakmu sang Jenderal. Kami (rakyat) kini menanti kepemimpinanmu”. Demikianlah gema harap dan ucapan selamat masih terus mengalir dari hati-ke-hati, meski proses terpilihnya bapak Timur sebagai Kapolri baru sarat dengan kontroversi. Namun, meski demikian (sarat kontroversi), siapapun yang terpilih berhak mendapat kesempatan itu. Timur Pradopo sudah dilantik menjadi Kapolri baru. Begitu beliau menanggalkan jubah lamanya, dan telah mengenakan jubah barunya, maka segala harapan rakyat terkait tugasnya, melekat dalam jubah baru yang dikenakannya saat ini. Seiring dengan itu, segala restu, doa, harap senantiasa menyertai hari-hari kapolri baru kita ini. Sederet Tugas Kapolri Dengan terpilihnya Timur sebagai kapolri bukan berarti semua masalah lantas berakhir, seperti riak kontroversinya yang kini tinggal sayup-sayup. Sederet panjang nan berat tugas untuk k...