![]() |
foto ini saya diambil dari blog Sheila Mahal Siregar |
Tangan putri semata wayang pasangan polisi Zulkarnaen Siregar-Dara Sucita Lubis itu lihai memainkan kuas di atas kanvas putih sambil melantunkan beberapa lagu. Salah satunya, lagu Agnes Monica "Matahariku". Suaranya merdu sekali.
Dan kanvas itu awalnya putih bersih. Kosong, tak bergambar. Kemudian cat merah dan kuning bergantian disapukan ke atasnya. Kuas terus menari-nari di atas kanvas dan sesekali dihentakkan mengikuti irama lagunya.
Tak kurang dari setengah jam, kanvas ‘disulap’ jadi sebuah lukisan pemandangan suasana sore di kala matahari terbenam di satu kota. Kuas baru berhenti menari tepat di saat musik benar-benar menandakan habis. Tak pelak, tepuk tangan bergemuruh sebagai tanda apresiasi bagi Sheila. Kadisdik Kota Medan M Rajab Lubis dan Anggota DPR RI Chairuman Harahap merasa berbahagia menyaksikan pameran itu.
Spektakuler
Ya, suara yang merdu, lukisan yang indah, dan penampilan yang spektakuler dari seorang pelajar remaja adalah sesuatu yang sulit ditemukan di Medan. Betapa tidak, di tengah sepinya pameran lukisan di Medan, karya Sheila seperti secangkir air segar di oase gurun pasir karya seni di kota ini.
Selain berprestasi dengan segudang gelar juara lomba lukis tingkat sekolah, tingkat kota Medan, dan tingkat provinsi, Sheila juga sudah menunjukkan satu keberanian untuk berpameran tunggal yang patut diacungi jempol. Terang saja, di Medan, ini yang pertama. Pamerannya hari ini menjadi pelecut bagi generasi muda. Sekalian, karya yang ditorehkan Sheila diyakini mampu menggairahkan dunia seni lukis khusunya di kalangan pelukis muda di daerah dan kota, sekaligus jadi pendorong bagi para remaja di kota Medan agar mau meyalurkan bakatnya.
Yatim, guru lukisnya di Sanggar Lukis Rowo mengatakan, Sheila itu memiliki kemauan dan semangat dalam melukis. Meski memang diakuinya, ditinjau dari segi teknik, muridnya itu masih banyak kepincangan dalam karyanya. Tetapi, apalah artinya teknik tanpa karya. "Yang terpenting lukisan itu punya kekuatan.", katanya.
Benar, identitas seniman dinyatakan lewat karya-karyanya. Sebab, karya-karya itu mampu berbicara lebih banyak dan lebih tajam dari pada kata-kata. Jadi, identitas Sheila adalah lukisannya dan suaranya. Ia mengikat ide-idenya di dalam warna dan mengurungnya dalam kanvas.
Lewat pamerannya, siswi kelas 2 SMAN 2 Medan itu, kata Chairuman, "berhasil menghadirkan momen inspirasi" bagi generasi muda. Benar adanya, apa yang telah dilakukan Sheila, tak lain dan tak bukan adalah agar anak-anak muda zaman sekarang jangan lagi malu-malu, minder, dan pesimis untuk mengembanagkan bakat dan potensinya.
Bakat dan talenta itu pada hakikatnya menuntut untuk digali, dikembangkan, dan disalurkan secara optimal. Sehingga berguna bagi banyak orang. Selain melukis dan menyanyi, rupanya pecinta kuas dan cat itu juga pintar bermain piano. Dengan ketiga kelebihannya itu, Sheila diyakini bakal lebih mudah mengembangkan sayap di dunia seni. Bakatnya itu kini dilirik oleh Kadisdik Medan M rajab Lubis dan Dosen seni rupa Unimed.
Zulkarnaen, ayah Sheila yang tak pernah menyangka kalau ia dikarunia seorang putri multi-talenta, dengan senyum lebar mengatakan siap mendukung ke manapun anaknya itu memilih jalan hidup kelak. "Saya dukung dia ke mana saja" ungkapnya.
*Tulisan ini adalah milik Dedy Hutajulu dan sudah pernah terbit di koran Harian Analisa, 23 Juni 2012
Komentar