Medan-Praktik
pengalaman lapangan (PPL) merupakan fase penting bagi mahasiswa calon
guru. PPL memberi kesempatan bagi mahasiswa merasakan atmosfer mengajar
yang sesungguhnya. Guna memaksimalkan
PPL, maka mahasiswa harus terlebih dahulu dibekali keterampilan
mengajar yang baik. “Pembekalan ini penting sekali. Karena itu mahasiswa
harus mendapat pendampingan dan bimbing secara kolaboratif dari dosen
pembimbing lapangan dan guru pamong,” terang Koordinator
Provinsi USAID PRIORITAS Sumatera Utara Agus Marwan di Medan, Rabu
(20/7).
Lebih
lanjut Agus mengatakan, USAID PRIORITAS melakukan pelatihan nasional
untuk dosen pembimbing lapangan dan guru pamong. Pelatihan ini diikuti
16 LPTK mitra USAID
PRIORITAS di Indonesia. “Dari Sumatera Utara kami mengirim enam dosen
Universitas Negeri Medan dan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari (20 – 22 Juli) di Yogjakrta,”
tambahnya.
Senior Manager for University Stakeholder and Coordination
USAID PRIORITAS Ajar
Budi Kuncoro mengatakan, pelatihan nasional bertujuan membangun cara
pandang yang sama antara dosen pembimbing dengan sekolah dalam menyusun
rencana PPL. Para dosen dan guru pamong mendapatkan pelatihan menulis
jurnal reflektif, melakukan konferensi serta
melakukan observasi sekolah dan ruang kelas, praktik mengajar
terbimbing, mengajar mandiri, dan melakukan perencanaan praktik
mengajar.
“USAID PRIORITAS bersama-sama dengan para pengelola PPL
memandang perlunya peningkatan peran efektif DPL dan guru pamong
dalam melakukan pembimbingan pada para mahasiswa praktikan. Selama ini,
komunikasi antara DPL, guru pamong dan mahasiswa praktikan masih
cenderung searah dan kurang intensif, sehingga pemantauan
progress kemampuan mengajar praktikan kurang komprehensif.
Pelatihan ini diharapkan bisa memberikan masukan alternatif untuk
pembimbingan,” jelasnya di sela-sela acara.
Menurut
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Prof Dr Rachmat Wahab, guru
harus menjadi model yang utuh bagi siswa. Untuk menjadi model yang
utuh, seorang guru
bukan hanya dituntut mampu mengajar tapi juga harus bisa
mengintegrasikan antara otak dan hati. Integrasi otak dan hati harus
dilatihkan dan dipraktikkan terus-menerus.
Oleh karena itu, kolaborasi
dan komunikasi antara DPL, guru pamong dan mahasiswa praktikan
sangat diperlukan. “Saya sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan
yang dilakukan USAID PRIORITAS ini karena sangat relevan dengan
penyiapan calon guru oleh LPTK sehingga nantinya benar-benar bisa
menjadi guru profesional sebagai model yang utuh bagi siswa,”
lanjut Rachmat. (*)
Foto dokumentasi oleh Dedy Hutajulu
Komentar