Langsung ke konten utama

Kembangkan Hasil Riset, ITS Dirikan PUI Industri Kreatif

Sebagai kampus yang juga bergerak dalam bidang industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sudah memiliki banyak hasil riset dalam bidang industri kreatif. Untuk mewadahi hal tersebut, ITS kini telah mendirikan satu lagi Pusat Unggulan Iptek (PUI) baru, yaitu PUI Industri Kreatif.

Menurut Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, dan Kerja Sama ITS, Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc, saat ini hasil riset industri kreatif masih belum bisa berkembang dengan baik dalam hal penerapannya di dunia industri. Sebab, kebanyakan hasil riset industri kreatif di ITS masih dalam bentuk prototipe skala laboratorium.

Produk hasil riset yang telah terbentuk, lanjut Ketut, belum bisa dimanfaatkan oleh masyarakat bila tidak diproduksi dalam skala besar dan dikomersialisasikan ke pasar. “Dalam hal ini, uang yang telah dikeluarkan untuk melakukan riset akan sangat berguna bila produk itu bisa sukses laku di dunia pasar,” jelas guru besar Departemen Teknik Sistem Perkapalan (Siskal) tersebut.

PUI sendiri merupakan salah satu program dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk penguatan pelembagaan inovasi di lingkungan perguruan tinggi. “Dengan begitu, hasil riset bisa lebih dikembangkan lagi sampai dalam bentuk prototipe skala industri,” ucapnya.

Di lingkungan ITS sendiri, lanjutnya, sudah terlihat potensi inovasi produk industri yang sudah dihasilkan dan sangat besar jumlahnya. “Hampir semua fakultas di ITS mengembangkan risetnya yang berhubungan dengan industri kreatif,” ungkap pria yang meraih gelar masternya di University of Newcastle Upon Tyne, United Kingdom itu.

Meninjau kembali potensi dari dalam yang sangat besar, menurut pria asal Singaraja ini, hal itulah yang membuat ITS ingin menjadi sebuah institusi yang sangat kuat dalam bidang industri kreatif. Tentunya, PUI ini tidak bisa bekerja sendiri, butuh kolaborasi dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). “LPPM sebagai pihak yang mewadahi penelitian skala dasar dan PT ITS Tekno Sains sebagai pihak yang terlibat dalam komersialisasi dengan badan usaha atau industri di luar,” paparnya.

Selain itu, Ketut juga menerangkan bahwa Provinsi Jawa Timur sendiri memiliki pendapatan terbesar yang berasal dari ranah industri kreatif. “Dengan hal itu, ITS sangat ingin terlibat untuk mendukung pembangunan di Kota Surabaya maupun Provinsi Jawa Timur, khususnya dalam hal industri kreatif,” ujar peraih doktor dari Kobe University, Jepang ini.

Dengan adanya PUI keempat yang dimiliki ITS ini, Ketut menerangkan bahwa hasil riset industri kreatif di ITS bisa untuk diproduksi secara besar-besaran oleh perusahaan atau industri yang berkenan bekerja sama dengan ITS. “Hal ini tentunya akan menguntungkan bagi semua pihak, baik bagi ITS maupun bagi industri itu sendiri,” tukasnya. (Dedy Hutajulu)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamatkan Lapangan Merdeka Medan

Lapangan Merdeka (Vukoraido) BERKACA dari keberhasilan penyelamatan Gedung Nasional Medan, kini para sejarawan, akademisi, mahasiswa, budayawan, pengamat budaya, dan dosen serta aktivis di Medan makin merapatkan barisan. Mereka sedang mengupayakan penyelamatan Lapangan Merdeka Medan dari usaha penghancuran pihak tertentu. Gerakan ini bermaksud mendorong pemerintah agar menyelamatkan Lapangan Merdeka yang kini telah kopak-kapik sehingga merusak makna sejarah yang ada tentang kota ini. Pembangunan skybridge (jembatan layang) sekaligus city cek in dan lahan parkir di sisi timur Lapangan Merdeka, menurut Hamdani Siregar, pengamat sejarah, itu adalah bagian dari upaya penghancuran sejarah. Apalagi, ketika pembangunan tersebut malah makin memunggungi satu monumen bersejarah di Medan, yakni monumen proklamasi kemerdekaan RI. “Ini momentum bagi kita untuk bangkit melawan. Bangkit menyelamatkan Lapangan Merdeka. Karena pembangunan di situ telah merusak sejarah bangsa i...

Kalang Baru dan Kenangan di Bondar

aku cuma cuci muka di air bondar Kesal. Kesal banget terus dikibuli si Rindu Capah. Dia ajak kami , katanya cebur ke sungai. Aku sudah senang. Buru-buru keluar dari rumahnya. Berlari sambil bawa kamera dan sabun dan odol.  Aku berharap pagi ini dapat suasana sungai yang indah di Kalang Baru, Sidikalang. Poto unutk oleh-oleh ke Medan. Kami bertiga berjalan menyusuri kebun kopi. Masuk lewat jalan-jalan tikus. Melewati rerimbunan bambu. Turun ke bawah dengan tangga-tanggah tanah yang dibentuk sedemikian rupa supaya serupa tangga. Cukup curam turunan itu. Di bawah tampak aliran sungai melintasi selokan-selokan yang berdempetan dengan sawah.  Banyak remaja dan gadis-gadis di bawah sedang mencuci dan mandi. Kami harus teriak "Lewat..atau Boa" baru mereka menyahut dan kami bis alewat. Begitu tiba di bawah, kukira kami akan berjalan masih jauh lagi menuju sungai yang dibilang Rindu. Tahu-tahunya, sungai yang di maksud adalah selokan ini. Gondok benar hatiku. "I...

Menunggu Langkah Progres Timur Pradopo

Oleh Dedy Hutajulu “Congratulation pak Timur Pradopo. Semoga sukses menakhodai kepolisisan di negeri ini, segala harapan kami dipundakmu sang Jenderal. Kami (rakyat) kini menanti kepemimpinanmu”. Demikianlah gema harap dan ucapan selamat masih terus mengalir dari hati-ke-hati, meski proses terpilihnya bapak Timur sebagai Kapolri baru sarat dengan kontroversi. Namun, meski demikian (sarat kontroversi), siapapun yang terpilih berhak mendapat kesempatan itu. Timur Pradopo sudah dilantik menjadi Kapolri baru. Begitu beliau menanggalkan jubah lamanya, dan telah mengenakan jubah barunya, maka segala harapan rakyat terkait tugasnya, melekat dalam jubah baru yang dikenakannya saat ini. Seiring dengan itu, segala restu, doa, harap senantiasa menyertai hari-hari kapolri baru kita ini. Sederet Tugas Kapolri Dengan terpilihnya Timur sebagai kapolri bukan berarti semua masalah lantas berakhir, seperti riak kontroversinya yang kini tinggal sayup-sayup. Sederet panjang nan berat tugas untuk k...