Langsung ke konten utama

Mahasiswa ITS Manfaatkan Serat Tebu sebagai Pengganti Semen

Mengusung inovasi beton geopolimer, tiga mahasiswa Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil memanfaatkan serat tebu sebagai pengganti semen. Melalui terobosan barunya tersebut, didapatkan hasil kuat tarik beton yang melebihi beton konvensional.

Salah satu anggota tim, Dzikrie Fikrian Syah menjelaskan, dipilihnya serat tebu sebagai pengganti semen dengan pertimbangan bahan bakunya mudah didapatkan. Selain itu, kerapatan massa yang rendah membuat serta tebu ini lebih mudah untuk diolah. “Kami ingin bisa memanfaatkan limbah pabrik gula, terlebih karena kuat tarik dari serat tebu ini ternyata cukup tinggi dan juga tahan karat,” ungkaprnya.

Tergabung dalam Tim Sang Makarya, Dzikrie bersama kedua temannya, M Rifat Hidayat dan Verdi Arya Rahaditya membuat beton dengan mencampur pasir, kerikil dan fly ash di mesin pengaduk beton. Setelah itu, mereka menambahkan larutan aktivator ke dalam campuran tersebut. “Aktivator ini kami buat dengan melarutkan natrium silikat dan natrium hidroksida di wadah nonlogam,” paparnya.

Lebih jauh ia menjelaskan, serat tebu kemudian ditambahkan dengan perbandingan bahan yakni satu persen fly ash; dua persen kerikil; 0,86 persen pasir; 1,43 persen NaOH; 0,17 persen NaSiO3; dan 0,26 persen serat tebu. “Proses pembuatan sampai pencetakan beton ini memakan waktu lima belas menit, sedangkan proses perawatan dilakukan sejak beton berumur satu hari sampai 28 hari,” ujar mahasiswa penggemar olahraga futsal ini.

Usai beton tersebut jadi, imbuh Dzikrie, dilakukan pengujian kuat tekan dan kuat tarik. Dari pengujian tersebut, kuat tariknya dihentikan saat mencapai 42,5 MPa. Sedangkan kuat tekannya sebesar 14,2 MPa, di mana beton konvensional seharusnya sudah gagal di 4,25 MPa.

"Hal ini menunjukkan bahwa kuat tarik beton dari bahan serat tebu tersebut di atas dari beton konvensional yang terbuat dari semen,” tegas mahasiswa asal Jombang itu.
Selain itu, dari hasil penelitian yang telah meraih juara satu pada ajang Civil Days yang diselenggarakan Universitas Negeri Malang tersebut, dihasilkan susut beton yang terbilang kecil.

Menurutnya, hal itu dikarenakan beton geopolimer adalah beton dengan kekuatan awal tinggi, yakni sekitar 70 persen kekuatan beton tercapai di umur satu hari. “Semoga segera ditemukan metode mix design beton geopolimer agar dapat diterapkan di konstruksi bangunan,” pungkasnya. (Dedy Hutajulu)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamatkan Lapangan Merdeka Medan

Lapangan Merdeka (Vukoraido) BERKACA dari keberhasilan penyelamatan Gedung Nasional Medan, kini para sejarawan, akademisi, mahasiswa, budayawan, pengamat budaya, dan dosen serta aktivis di Medan makin merapatkan barisan. Mereka sedang mengupayakan penyelamatan Lapangan Merdeka Medan dari usaha penghancuran pihak tertentu. Gerakan ini bermaksud mendorong pemerintah agar menyelamatkan Lapangan Merdeka yang kini telah kopak-kapik sehingga merusak makna sejarah yang ada tentang kota ini. Pembangunan skybridge (jembatan layang) sekaligus city cek in dan lahan parkir di sisi timur Lapangan Merdeka, menurut Hamdani Siregar, pengamat sejarah, itu adalah bagian dari upaya penghancuran sejarah. Apalagi, ketika pembangunan tersebut malah makin memunggungi satu monumen bersejarah di Medan, yakni monumen proklamasi kemerdekaan RI. “Ini momentum bagi kita untuk bangkit melawan. Bangkit menyelamatkan Lapangan Merdeka. Karena pembangunan di situ telah merusak sejarah bangsa i...

E-Vote, Tranparansi dan Kampanye Pohon

Oleh Dedy Hutajulu Meski, tingkat partisipasi warganya memilih sangat tinggi dan kepercayaan publiknya kepada AEC sebagai lembaga penyelenggara pemilu luar biasa tinggi, negeri kanguru ini sama sekali tidak menerapkan e-voting. Sebabnya, e-voting dianggap tidak aman dan rawan kejahatan. House Of Representatif Australia/Foto oleh Dedy Hutajulu UNIKNYA, lagi mereka bahkan memilih mencontreng dengan pensil. Kok bisa? “Jauh lebih hemat,” ujar Phil Diak, Direktur Pendidikan dan Komunikasi AEC (Australia Electoral Commission) . Selain didasari alasan ekonomis, sistem pemerintahan Australia yang berbentuk federal, mekanisme pemungutan suara secara elektronik (e-voting) belum dianulir di undang-undang kepemiluan mereka. Menurut Phil, butuh perubahan besar dalam undang-undang kalau mau memberlakukan sistem baru tersebut. "Sejauh ini, peraturan kami tidak ada menyatakan penggunaan e-voting. Meski JSCE, sedang meneliti tentang model e-voting," ujarnya. Joint St...

Membuat Kerangka Tulisan

Amat perlu kita tahu bagaimana membuat kerangka tulisan untuk menolong kita membatasi apa yang hendak ditulis. Outline memudahkan kita untuk menentukan maksud dan arah tulisan. Dengan adanya kerangka, kita jadi mudah mengontrol alur berpikir tulisan kita seperti maksud tulisan yang kita harapkan sejak awal. Bahkan, kita juga akan terlatih membuat efektivitas kalimat. Membuat kerangka tulisan sama artinya dengan menentukan apa saja topik yang akan kita bahas. Jadi semacam tahapan pembahasan. Harapannya, orang yang baca jadi mudah paham dengan apa yang kita maksud dalam tulisan kita buat. Jelas alurnya. Perlu diketahui bahwa setiap tulisan lahir dari sebuah ide utama yang kemudian dikembangkan menjadi ide-ide kecil yang disebut dengan pokok-pokok pikiran. Artinya, setiap tulisan laiknya mengandung satu maksud utama. Kalaupun ada ide-ide lain, ide-ide tersebut hanyalah ide penunjang bagi ide utama agar kuat kuasa tulisan semakin tertancam dalam-dalam dibenak pembaca. Jadi, dari satu ...