Langsung ke konten utama

Berbalas Surel Dengan LSPP

Setelah rehat hampir tiga bulan, Bung Nadjib Abu Yasser, dari Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, Jakarta mengirimi saya lagi email. Tertanggap 30 Oktober 2013

Begini tulisnya:

Bang Dedy yang baik,
Berikut kami kirimkan Undangan Workshop II Fellowship beserta lampirannya, demikian dan terima kasih.
Salam
Nadjib
NB: Untuk draft II mohon dikirimkan sebelum workshop

[dilampirkannya kerangka Acuan dan undangan]

Begitu kubuka surelku, hatiku berdebar. Oh, naskahku belum rapi. Isinya masih kasar, serasa ada banyak pasir dan kerikil di dalamnya. Tidak mungkin itu nikmat untuk ditelan pembaca. Harus bagaimana ini. Aku kuatir dan malu, jika karyakuk akan begitu buruk bisa sampai ke tangan editorku: Pak Bambang (mantan Wartawan Kompas) dan Pak Farid Gaban (Mantan Redaktur Pelaksana Investigasi Tempo). Tapi bagaimana pun harus juga kuhadapi.


Berikut lampiran kerangka kegiatan






KerangkaAcuan
Workshop Fellowship
Peliputan Mendalam Pelayanan Publik
   (Kesehatan, Pendidikan, dan Adminduk)        
USAID – KEMITRAAN – LSPP
GG House Puncak, Bogor, 11 – 12 Nopember 2013

I.     LatarBelakang
Kualitas pelayanan telah menjadi salah satu isu penting dalam penyediaan layanan publik di Indonesia. Kesan buruknya pelayanan publik selama ini selalu menjadi citra yang melekat pada institusi penyedia layanan diIndonesia.
Selama ini pelayanan publik selalui dentik dengan kelambanan, ketidakadilan, dan biaya tinggi.Belum lagi dalam hal etika pelayanan di mana perilaku aparat penyedialayanan yang
Tidak ekspresif dan mencerminkan jiwa pelayanan yang baik.

Banya kfaktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik.Salah satunya adalah faktor pengawasan.Itulah sebabnya peran media dan jurnalisnya sangat diperlukan. Sayangnya, media belum menganggap isu pelayanan publik khususnya bidang kesehatan dan pendidikan menjadi isu utama.Ditambah lagi masih lemahnya jurnalis dalam pemahaman dan ketrampilan meliput isu pelayanan publik khususnya pada kedua isu tersebut.

Padahal Media dapat berperan mendorong berkembangnya nilai-nilai dan perilaku yang menjadi prinsip pelayanan publik.Nilai-nilai itu adalah, antara lain transparansi, akuntabilitas, keadilan, efisiensi, serta efektifitas.

Guna meningkatkan peran media dalam isu pelayanan publik, LSPP-Kemitraan-USAID,telah menyelenggarakan training penguatan kapasitas jurnalis dalam Publik Service Monitoring for Media Mainstream Journalist, di tiga wilayah (Kupang, Medan, dan Banda Aceh)serta program fellowship bagi jurnalis untuk peliputan mendalam pelayanan publik (kesehatan, pendidikan, dan Adminduk), serta telah mengadakan workshop I pada tanggal, 30-31 Juli 2013, dengan agenda penguatan proposal bagi 9 jurnalis penerima fellowship, strategi reportase, serta dilanjutkan dengan reportase di wilayah masing-masing sesuai dengan topik yang menjadi pilihan mereka.
Untuk memperkuat hasil reportase mereka dalam bentuk feature dan indepht reporting. LSPP kembali mengundang 9 jurnalis penerima fellowship, mengikuti workshop II yang akan mengagendakan:
1. Evaluasi hail reportase, 2. finalisasi penulisan.

II.  Tujuankegiatan
1.   Jurnalis memahami persoalan pelayanan publik (pendidikan, kesehatan, dan adminduk)
2.   Jurnalis memahami cara menuangkan hasil reportase dalam bentuk karya Feature dan Indepth Report.

III.     Hasil yang diharapkan:
1.   Jurnalis memahami dan mampu menerapkan teknik peliputan&pemberitaan isu-isu pelayanan publik.
2.   Jurnalis mampu mengangka isu-isu pelayanan publik dalam pemberitaan yang berkualitas dan berdampak
3.   Jurnalis terampil dalam melakukan reportase, dan terampil dalam menyajikan hasil reportase.

IV.       Partisipan: 9 Jurnalis dari; (Banda Aceh, Medan, Kupang, Pontianak, Semarang, Surabaya)

V.          Narasumber:
1.   Farid Gaban : Jurnalis Senior, mantanRedpelHarian
Republika, Mantan Kepala Deks Investigasi Mingguan TEMPO.
2.   Bambang Wisudo : Mantan Jurnalis Harian KOMPAS,
Aktivis Pendidikan (sekolah tanpa batas)


VI. WaktudanTempatKegiatan:
Tanggal         : 11 – 12 Nopember 2013
Tempat          :GG House Havey Valley, Puncak Bogor-Jawa Barat.

VII.    Agenda Kegiatan

Hari
Waktu
Agenda
Keterangan
Senen(11 Nop 2013)
09.00 – 09.05


09.05- 12.00



12.00-13.00


13.00-15.00




15.00 – 15.15



15.15– 17.00



Pembukaan


Presentasi Tulisan Hasil Reportase I


Istirahat


Presentasi Tulisan Hasil Reportase II


Istirahat/Saat Teduh


Presentasi Tulisan Hasil Reportase III



Hanif Suranto (LSPP)


Farid Gaban/Bambang Wisudo


Panitia Lokal/LSPP


Bambang Wisudo/Farid Gaban



Panitia Lokal/LSPP



FaridGaban/Bambang Wisudo
Selasa
(12 Nop 2013)
09.00-12.00



12.00-13.00


13.00-15.00



15.00-15.15


15.15-17.00


17.00-17.30
Penulisan /Perbaikan Tulisan

Istirahat



Metode penulisan Indepth


Rehat/Saat Teduh


Metoode Penulisan Feature

Penutupan/RTL
9 Jurnalis


Panitia Lokal/LSPP



Farid Gaban



Panitia Lokal/LSPP


Bambang Wisudo


Hanif Suranto (LSPP)





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamatkan Lapangan Merdeka Medan

Lapangan Merdeka (Vukoraido) BERKACA dari keberhasilan penyelamatan Gedung Nasional Medan, kini para sejarawan, akademisi, mahasiswa, budayawan, pengamat budaya, dan dosen serta aktivis di Medan makin merapatkan barisan. Mereka sedang mengupayakan penyelamatan Lapangan Merdeka Medan dari usaha penghancuran pihak tertentu. Gerakan ini bermaksud mendorong pemerintah agar menyelamatkan Lapangan Merdeka yang kini telah kopak-kapik sehingga merusak makna sejarah yang ada tentang kota ini. Pembangunan skybridge (jembatan layang) sekaligus city cek in dan lahan parkir di sisi timur Lapangan Merdeka, menurut Hamdani Siregar, pengamat sejarah, itu adalah bagian dari upaya penghancuran sejarah. Apalagi, ketika pembangunan tersebut malah makin memunggungi satu monumen bersejarah di Medan, yakni monumen proklamasi kemerdekaan RI. “Ini momentum bagi kita untuk bangkit melawan. Bangkit menyelamatkan Lapangan Merdeka. Karena pembangunan di situ telah merusak sejarah bangsa i...

E-Vote, Tranparansi dan Kampanye Pohon

Oleh Dedy Hutajulu Meski, tingkat partisipasi warganya memilih sangat tinggi dan kepercayaan publiknya kepada AEC sebagai lembaga penyelenggara pemilu luar biasa tinggi, negeri kanguru ini sama sekali tidak menerapkan e-voting. Sebabnya, e-voting dianggap tidak aman dan rawan kejahatan. House Of Representatif Australia/Foto oleh Dedy Hutajulu UNIKNYA, lagi mereka bahkan memilih mencontreng dengan pensil. Kok bisa? “Jauh lebih hemat,” ujar Phil Diak, Direktur Pendidikan dan Komunikasi AEC (Australia Electoral Commission) . Selain didasari alasan ekonomis, sistem pemerintahan Australia yang berbentuk federal, mekanisme pemungutan suara secara elektronik (e-voting) belum dianulir di undang-undang kepemiluan mereka. Menurut Phil, butuh perubahan besar dalam undang-undang kalau mau memberlakukan sistem baru tersebut. "Sejauh ini, peraturan kami tidak ada menyatakan penggunaan e-voting. Meski JSCE, sedang meneliti tentang model e-voting," ujarnya. Joint St...

Membuat Kerangka Tulisan

Amat perlu kita tahu bagaimana membuat kerangka tulisan untuk menolong kita membatasi apa yang hendak ditulis. Outline memudahkan kita untuk menentukan maksud dan arah tulisan. Dengan adanya kerangka, kita jadi mudah mengontrol alur berpikir tulisan kita seperti maksud tulisan yang kita harapkan sejak awal. Bahkan, kita juga akan terlatih membuat efektivitas kalimat. Membuat kerangka tulisan sama artinya dengan menentukan apa saja topik yang akan kita bahas. Jadi semacam tahapan pembahasan. Harapannya, orang yang baca jadi mudah paham dengan apa yang kita maksud dalam tulisan kita buat. Jelas alurnya. Perlu diketahui bahwa setiap tulisan lahir dari sebuah ide utama yang kemudian dikembangkan menjadi ide-ide kecil yang disebut dengan pokok-pokok pikiran. Artinya, setiap tulisan laiknya mengandung satu maksud utama. Kalaupun ada ide-ide lain, ide-ide tersebut hanyalah ide penunjang bagi ide utama agar kuat kuasa tulisan semakin tertancam dalam-dalam dibenak pembaca. Jadi, dari satu ...