Langsung ke konten utama

Duduk Semeja Dengan Orang-orang Gede

Di kos Nova. Minggu. 17 November 2013. Kami sedang nonton filem kartun. Dua filem sudah rampung. Masuk ke filem ketiga. Tiba-tiba telpon berdering. "Aha, Bung Najib mengontek? Ada apa ya?" Aku tanda tanya.

"Bang Dedy, tanggal enam abang kami undang kembali ke Jakarta."
"Untuk apa Pak?"
"Abang kami undang sebagai narasumber." katanya,"nahkah abang salah satu yang terpilih untuk dipresentasikan di diskusi nasional tentang administrasi kependudukan."
"Ya"
"Tolong lengkapi poto-foto ya Bang."
"Iya."

Hatiku sungguh dibesarkan. Benarkah aku layak jadi nara sumber. Mimikah kau ini? Tak pernah kubayangka bisa menjadi nara sumber di rembuk bertaraf nasional. Berhadapan dengan sedikitnya 150 pasang mata. Duduk semeja dengan pejabat-pejabat teras. Orang-orang yang pengalamannya jauh diatasku. Ah, hidup teramat rumit untuk dipahami. Tapi aku tetap senang.

Hari, 21 November 2013, surel dari Najib datang. Isinya memastikan surat undangan dan TOR terkirim. Selengkapnya begini:
Bang Dedy yang baik,
Berikut kami kirimkan Undangan dan ToR untuk diskusi nasional tanggal, 6 Desember 2013, demikian dan terima kasih.
Salam
Nadjib

Turut dilapirkan TOR dan surat undangan jadi narasumber. Ini dia:
Description: cid:image001.gif@01CB065C.5AF3B4F0
Term of Reference
Diskusi Nasional “Rakyat Menggugat Integritas”
 Program Collaboration CLEANING dan SIAP 2
December 6, 2013


Latar Belakang
Selain menjadi wacana di kalangan intelektual dalam praktek dan teori bidang administrasi publik, hukum, ekonomi, dan politik di Indonesia, topic mengenai korupsi, integritas dan etika pejabat publik telah menjadi bahan perbincangan publik sehar-hari di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh realitas yang diwarnai dengan begitu banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini.

Lebih “menarik” lagi aktor pelaku korupsi di Indonesia telah semakin meluas dengan semakin beragamnya aktor yang terlibat, tidak hanya pejabat eksekutif tetapi sudah masuk ke ranah lembaga yudikatif, sebuah lembaga yang seharusnya menjunjung tinggi penegakan keadilan dan pewujudan supremasi hukum di atas kepentingan politik.

Belum lagi publik masih mempergunjingkan kasus Bank Century, Wisma Atlet, Hambalang, dan mereka kembali terhenyak dengan kasus suap yang terjadi di lembaga yudikatif, Mahkamah Konstitusi yang melibatkan pejabat tertinggi lembaga tersebut. Walau demikian ambiguitas juga exist dalam sikap permisif masyarakat terhadap kasus “petty corruption”, khususnya masyarakat bisnis, yang menganggap kewajaran suap dan gratifikasi dalam tata kelola pelayanan publik. Level permivitas masyarakat ini menyebabkan pembenaran terhadap perilaku korupsi dan memperparah korupsi sebagai “budaya” baru dalam birokrasi pemerintahan Indonesia.

Diperparah dengan system hukum dan kelembagaan yang memberikan peluang bagi terjadinya korusi secara sistemik. Pelayanan publik, yang seharusnya diselenggarakan berdasarkan prinsip integritas, profesionalitas, transparansi, akuntabilitas dan partisipasi, nyatanya masih jauh dari standar pelayanan minimal. Ada sinyalemen bahwa dalam tata kelola pelayanan publik korupsi didesain secara sistematis sejak pada tahapan perencanaan dan penganggaran. 

Konsekuensi dari kebijakan pelayanan publik yang corrupt demikian adalah tidak terakonodasinya kepentingan masyarakat marjinal terhadap kebutuhan dasar pelayanan publik di dalam peta anggaran di Indonesia. Kedua, penyelengaraan pelayanan publik banyak melanggar prinsip integritas dan akuntabilitas. Ketiga, pelayanan publik yang dilakukan dengan prinsip “ekonomi biaya tinggi” dan semakin tidak accessible bagi masyarakat miskin. Dengan demikian terjadi diskriminasi dalam tata kelola pelayanan publik.

Jalan satu-satunya untuk mencegah merebaknya korupsi adalah mengarusutamakan dan menegakkan kembali prinsip integritas dan akuntabilitas serta transparansi dalam penyelenggaraan tata pemerintahan dengan melibatkan rakyat sebagai centrum dari demokrasi. Integritas seharusnya melekat pada system tata pemerintahan, sehingga korupsi akan mampu dicegah mulai dari upaya membangun tata hukum dan kelembagaan serta budaya birokrasi yang professional dan intact terhadap penyelanggaran tata pelayanan publik didukung oleh pemantauan partisipatif oleh masyarakat (publik oversight).

Salah satu metode untuk melakukan pemantauan terhadap integritas tata kelola pelayanan publik dan penganggaran adalah membangun channel partisipasi publik dalam diskusi-diskusi kebijakan secara intensif, serta membangun jalur komunikasi langsung antara masyarakat dengan pemangku kebijakan.

Dalam rangka mendorong model partisipasi publik tersebut, Kemitraan dan konsorsium SIAP 2 (Sekretariat Nasional Fitra/Seknas Fitra, Asosiasi Pendamping Perempuan Pengusaha Kecil/ASPPUK, dan Lembaga Study Pers dan Pembangunan/LSPP) telah memfasilitasi komunitas masyarakat akar rumput dan komunitas media serta organisasi masarakat sipl untuk secara intensif terlbat dalam pemantauan kebijakan pelayanan publik mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaan dan pertanggungjawaban melalui program SIAP 2 (Strengthening Integrity and Accountability Program 2). 

Kini melalui kegiatan siap 2, di beberapa kecamatan di Klaten, terbangun forum pengaduan layanan publik dari kelompok masyarakat. Mereka menerima berbagai keluhan masyarakat atas layanan publik, seperti maraknya pungutan pendidikan saat tahun ajaran baru dsb, rendahnya layanan kesehatan dari kampong hingga kabupaten/kota.

Forum mendampingi masyarakat-korban kepada pihak berkepentingan. Di kab. Kupang, tepatnya di kec. Kupang Tengah, kasus ibu meninggal saat melahirkan karena buruknya jalan dan jauhnya puskesmas dari rumah warga, menyadarkan pemerintah di tingkat kecamatan untuk melibatkan masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Kini terbentuk “kecamatan siaga” dengan forum integritas sebagai coordinator dan fasilitatornya.

Contoh itu menggambarkan upaya masyarakat yang diinisiasi kelompok perempuan dalam mendorong integritas dan akuntabilitas hingga ke tingkat bawah. Sedangkan Lembaga studi Pers dan Pembangunan dalam upaya penguatan pemantauan pelayanan publik di tingkat akar rumput menggagas sebuah program pemantauan pelayanan publik melalui sms dengan menggunakan perspektif jurnalisme “Jurnalisme SMS.”

Untuk mewujudkan program tersebut LSPP menggandeng 3 Perguruan tinggi di tiga wilayah (Universitas Nusa Cendana – Kupang, Universitas Sumatera Utara – Medan, dan IAIN Ar Raniry – Banda Aceh) yang saat ini tengah berproses, dengan melibatkan berbagai komunitas yang ada, seperti komunitas penarik becak, komunitas etnis (di Aceh), pelajar, petani, nelayan, guru, dan bloger (di Kupang). LSPP juga mentraining 45 jurnalis dari tiga daerah (Banda Aceh, Medan, dan Kupang) “Bagaimana Meliput Pelayanan Publik” dan menyediakan fellowship bagi 9 jurnalis. Dalam prosesnya 9 jurnalis yang mendapatkan fellowship berasal dari enam daerah, (Kupang, Surabaya, Semarang, Pontianak, Medan, dan Banda Aceh). 

Sementara di tingkat nasional, sebagai bagian dari upaya untuk mengadvokasikan pelayanan publik yang lebih akuntabel melalui jalur advokasi kebijakan berbasis evindence (evidence based advocacy),  Kemitraan bersama mitra SIAP 2 telah beberapa instrumen penilaian publik terhadap integritas pelayanan publik, termasuk menilai transparansi informasi publik, Index Integritas Pengadaan Barang dan Jasa Publik (PII/Procurement Integrity Index) dan Index Tata Kelola di Indonesia (IGI/ Indonesia Governance Index). 

Ketiga instrument ini akan menjadi basis data dalam diskusi intensif kebijakan secara nasional yang akan menghadirkan institusi penyelenggara pelayanan publik dan juga pemangku kebijakan  baik eksekutif maupun legislatif.

Diharapkan melaljui diskusi intensif yang dibangun dari level provinsi sampai dengan level nasional, aspirasi masyarakat khususnya di wilayah yang teralienasi dari pembagunan akan semakin didengar oleh pemegang kebijakan. Harapannya internalisasi system integritas ke dalam tata kelola pelayanan publik, termasuk pengadaan publik akan menjadi rujukan bagi kebijakan.

Dalam rangka membangun diskursus di level nasional tentang kebijakan anggaran dan pelayanan publik, Kemitraan bersama dengan mitra konsorsium SIAP 2 akan menyelenggarakan diskusi nasional yang bertema “Rakyat Menggugat Integritas”. Acara ini akan diselenggarakan dengan dukungan media coverage yang akan mempublikasikan pesan dari acara ini kepada seluruh masyarakat luas.

Selain itu dalam kesempatan ini Kemitraan dan mitra konsorsium akan merelease hasil-hasil pemantauan partisipatif terhadap pelayanan publik dan anggaran yang berisi data kuantitatif yang mampu menunjukan pro forma pemerintah dalam menjalankan tata kelola pelayanan publik.

Tujuan:
  1. Menciptakan ruang advokasi dialogis yang mempertemukan masyarakat di berbagai wilayah dengan pemangku kebijakan di level nasional;
  2. Membangun rekomendasi kebijakan terhadap tata kelola pelayanan publik dan penganggaran melalui kolaborasi dengan seluruh masyarakat sipil, khususnya rekomendasi untuk menolak korupsi dalam tata kelola penganggaran dan pengadaan publik.

Output:
  1. Peta identifikasi masalah pelayanan publik yang diaddresss kepada pemangku kebijakan di level nasional melalui input dari masyarakat sipil dan juga masyarakat akar rumput;
  2. Rekomendasi kebijakan pembaruan tata kelola pelayanan publik dan penganggaran kepada pemerintah di level nasional, termasuk kepada anggota lembaga legislative.
Hasil:
  1. Terbukanya ruang dialog partisipatif secara nasional antara pemangku kebijakan dengan masyarakat sipil tentang performance pelayanan publik dan penganggaran, yang terpubllikasi pada saat hari Anti Korupsi;
  2. Adanya diseminasi hasil pemantauan partisipastif tentang performance pelayanan publik dan penganggaran.
  3. Adanya dukungan masyarakat terhadap kebijakan yang memperbaharui tata kelola pelayanan publik dan penganggaran yang lebih memenuhi prinsip integritas dan anti korupsi.
Indikator:
  1. 80% narasumber target dari KPK, pemerintah pusat, pemerintah daerah dan beberapa politisi serta tokoh anti korupsi hadir sebagai narasumber;
  2. Moderator mampu memfasilitasi diskusi interaktif dan merumuskan peta identifikasi masalah dan juga rekomendasi kebijakan dengan cara yang interaktif dan atraktif;
  3. Media meliput kegiatan;
  4. 80% target peserta sebanyak 150 peserta akan hadir.

Waktu dan Pelaksanaan
Hari/tanggal      : 6 Desember 2013
Waktu               : pukul 09.00-11.45 (diakhiri dengan makan siang bersama)
Tempat             : Ballroom-Hotel Aryadutta,
Alamat              : Jl. Prapatan No. 44-48, Menteng, Jakarta Pusat

Run down acara:
Waktu
Deskripsi Kegiatan
PIC
07.00-09.00
Registrasi peserta

09.00-09.10
Pembukaan oleh Moderator, Charles Binar Sirait
Charles Bonar Sirait
09.10-09.20
Sambutan oleh Eksekutif Director Kemitraan, Wicaksono Sarosa
Wicaksono Sarosa
09.20-09.30
Sambutan oleh Mendagri atau yang mewakili
Gamawan Fauzi
09.30-09.45
Launching Hasil Index Keterbukaan Informasi Publik
Yuna Farhan-Direktur Eksekutif Seknas Fitra
09.45-09.55
Tanggapan Mendagri dan Pemberian Award bagi Daerah Terbaik berdasarkan Hasil Index Keterbukaan Informasi Publik
Perwakilan Kemendagri
09.55-10.00
Tanggapan dari Komite Informasi Publik

10.00-10.10
Rehat Kopi (served by Aryadutta)
Ratih Komala Wahyuni, Eva Mulyanti, Yanti Soaman dan Endang Habsari
10.10-10.20
Launching Awal Hasil Index Integritas Pengadaan Publik
Agung DjojosoekartoDirektur Program Kemitraan
10.20-10.30
Tanggapan dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah / LKPP
Agus Rahardjo
10.30-11.45
Diskusi Interaktif dengan narasumber: 1) Basuki Tjahaja Purnama (Wagub DKI Jakarta), 2) Nurul Arifin (Anggota DPR RI), 3) Wicaksono Sarosa (Direktur Eksekutif Kemitraan), 4) Ridwan Saidi (Budayawan pengamat social), 5) Yanti Malela (Yayasan Alfa Omega-NTT), 6) Yanti Susanti (Yayasan Persepsi-Klaten), 7) Perwakilan Kementrian Kesehatan; 8) Danang Girindra, Ketua Ombudsman Republik Indonesia. 9) Abraham Samad (Ketua KPK).10. Okky  Satrio (Budayawan);  11. Dedy G Hutajulu (Journalist);  12. Fakhrurradzie Gade (journalist);  13. Ucok Sky Khadafi Activist)

Fasilitator : Dr.Widjajanto – Deputy Director II – Univ Paramadina.
Charles Bonar Sirait
11.45-12.45
Break – Sholat Jumat

12.45 – 13.00
Penutupan
Agung Djojosoekarto, Direktur Program Kemitraan
13.00 -14.00
Makan Siang












Fasilitator : Dr.Widjajanto, Deputy Director II – Universitas Paramadina.

Target Peserta:
1.       Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)
  1. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemPAN-RB)
  2. Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4)
  3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
  4. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
  5. KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
7.       Kementerian Kesehatan (Kemenskes)
8.       Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU)
9.       Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
10.   Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham)
11.   Kementerian Keuangan (Kemenkeu)
12.   Kementerian Koordinasi bidang Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam)
13.   Kementerian Kehutanan (Kemenhut)
14.   Kementerian Sosial (Kemensos)
15.   Kementerian Lingkungan Hidup (KemenLH)
16.   Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans)
17.   Kementerian PP dan PA
18.   Mahkamah Agung
19.   Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
20.   Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
21.   Kejaksaan Agung (Kejagung)
22.   Bareskrim Polri
23.   Lembaga Kebijakan Pengadaan barang/jasa Pemerintah (LKPP)
24.   Ombudsman Republik Indonesia (ORI)
25.   Komite Informasi Publik (KIP)
26.   Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP)
27.   Perwakilan Anggota DPR RI
28.   Perwakilan Pemda Kebume
29.   Perwakilan Pemda NTT
30.   Perwakilan Pemda Jateng
31.   Universitas Paradina
32.   Fakultas Hukum UI
33.   Fakultas Hukum Atma Jaya
34.   Para Donors
35.   Kompak Komunitas Mahasiswa Peduli Anti Korupsi Universitas Paramadina.
36.   Perwakilan CSO Nasional (Seknas Fitra, LSPP, Asppuk, KUAK, PATTIRO, TII, ICW, MTI, YAPPIKA, IPW, PWYP Indonesia, MSI, IBC, IAI, KRHN, PSHK, LEIP, ACFE, ICEL, INFID, INET, AJI, LBH, Current Asia, YLBHI, WALHI, TIRI, Konsil LSM Indonesia, Indonesia Mengajar)
37.   Media Nasional dan regional (Tempo, Jakarta Post, Kompas, Redpel Investigasi)



Kontak Person:
  1. Natalia Hera Setiyawati (untuk substansi kegiatan)
Email: natalia.hera@kemitraan.or.id, hp: 082140574753

  1. Ramot (untuk protokoler)
  2. Yanti Soaman (untuk kehadiran peserta dan narasumber)
Email: yanti.soaman@kemitraan.or.id; hp:0813614600971; telepon 021-72799566 ext 255
  1. Nadjib (untuk kehadiran peserta dan narasumber) hp.081219277574
  2. Tya Alif (untuk kehadiran peserta dan narasumber) hp.08176333534
  3. Evamulyanti (untuk kehadiran peserta dan narasumber) hp.081319007363
  4. Leni Hartini  (untuk kehadiran peserta dan narasumber ) hp.085890491975
  5. Pedro Horas (untuk kehadiran peserta dan narasumber)
Email : (pedro.horas@kemitraan.or.id); telepon 021-72799566 ext 407
  1. Samiati (untuk kehadiran peserta dan narasumber)
Email : (samiati@kemitraan.or.id)  ; telepon 021-72799566 ext 401

Kantor Sekretariat:
Kantor Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan
Jalan Wolter Monginsidi No. 3
Kebayoran Baru-Jakarta Selatan 12106

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dicari Caleg Perduli Parmalim*

Banyak calon legislatif menduga komunitas Parmalim bakal golput. Tetapi Parmalim menampiknya. Dugaan itu muncul karena para caleg ternyata sama sekali tak mengenal apa itu Parmalim. Celakanya, kaum Parmalim juga tidak mengenal kandidatnya. Bagaimana nasib pemilu kita nanti? Oleh Dedy Hutajulu Desi (kanan) dan rekan-rekannya di depan Bale Parsattian (rumah ibadah Parmalim) di Jalan Air Bersih, Medan, Sabtu (8/3).--foto dedy hutajulu  DESI SIRAIT malu-malu saat lensa kamera diarahkan kepadanya. Ia memalingkan wajah. Di depan Bale Parsattian ia bercengkerama bersama teman sebaya. Bale Parsattian sebutan bagi rumah ibadah komunitas Parmalim. Bale Parsattian ini terletak di Jalan Air Bersih, Medan. Desi Sirait baru berusia 19 tahun. Ini tahun pertama baginya mengikuti pemilu. Ketika ditanya: nyoblos atau tidak? Desi tak langsung menjawab. Ia berpikir dalam-dalam. “Aku takut nanti salah ­­bicara. Jadi masalah pula bagi ugamo kami,” katanya. Desi berasal dari Pemantang

Kalang Baru dan Kenangan di Bondar

aku cuma cuci muka di air bondar Kesal. Kesal banget terus dikibuli si Rindu Capah. Dia ajak kami , katanya cebur ke sungai. Aku sudah senang. Buru-buru keluar dari rumahnya. Berlari sambil bawa kamera dan sabun dan odol.  Aku berharap pagi ini dapat suasana sungai yang indah di Kalang Baru, Sidikalang. Poto unutk oleh-oleh ke Medan. Kami bertiga berjalan menyusuri kebun kopi. Masuk lewat jalan-jalan tikus. Melewati rerimbunan bambu. Turun ke bawah dengan tangga-tanggah tanah yang dibentuk sedemikian rupa supaya serupa tangga. Cukup curam turunan itu. Di bawah tampak aliran sungai melintasi selokan-selokan yang berdempetan dengan sawah.  Banyak remaja dan gadis-gadis di bawah sedang mencuci dan mandi. Kami harus teriak "Lewat..atau Boa" baru mereka menyahut dan kami bis alewat. Begitu tiba di bawah, kukira kami akan berjalan masih jauh lagi menuju sungai yang dibilang Rindu. Tahu-tahunya, sungai yang di maksud adalah selokan ini. Gondok benar hatiku. "I

Syawal Gultom: Unimed Bagi Negeri

Oleh Dedy Hutajulu   Berkarir tinggi sampai ke Jakarta, tak membuat Syawal Gultom melupakan Unimed. Ia pulang membawa pengetahuan baru, biarKampus Hijau bisa menjadi pandu bagi negeri. Syawal Gultom LELAKI itu bangkit dari kursi. Ia tinggalkan setumpuk pekerjaan hanya demi menyambutku. Ruangan kami bertemu hanya seluas lapangan volley. Diisi banyak buku. Di tengah ruangan, ada sebuah meja dengan sofa yang disusun melingkar.Sofa itu biasa dipakai untuk menjamu paratamu.Laki-laki yang dimaksud adalah Syawal Gultom. Rektor baru Unimed.  Periode sebelumnya Syawal mengabdikan diri sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya   Manusia Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPMP) Kemendikbud, Jakarta. Di pundak Syawal saat itu dibebankan tanggung jawab berat. Ia harus menjamin desain besar mutu pendidikan di Indonesia. Seperti merpati yang ingat pulang, Syawalpun kembali ke Unimed. Mayoritas anggota Senat mendukung Syawal sebagai nahkoda Unimed. Sampai 2019 nanti, gerak Lembaga P