Langsung ke konten utama

Kalang Baru dan Kenangan di Bondar

aku cuma cuci muka di air bondar

Kesal. Kesal banget terus dikibuli si Rindu Capah. Dia ajak kami , katanya cebur ke sungai. Aku sudah senang. Buru-buru keluar dari rumahnya. Berlari sambil bawa kamera dan sabun dan odol. 

Aku berharap pagi ini dapat suasana sungai yang indah di Kalang Baru, Sidikalang. Poto unutk oleh-oleh ke Medan. Kami bertiga berjalan menyusuri kebun kopi. Masuk lewat jalan-jalan tikus. Melewati rerimbunan bambu. Turun ke bawah dengan tangga-tanggah tanah yang dibentuk sedemikian rupa supaya serupa tangga. Cukup curam turunan itu. Di bawah tampak aliran sungai melintasi selokan-selokan yang berdempetan dengan sawah. 

Banyak remaja dan gadis-gadis di bawah sedang mencuci dan mandi. Kami harus teriak "Lewat..atau Boa" baru mereka menyahut dan kami bis alewat. Begitu tiba di bawah, kukira kami akan berjalan masih jauh lagi menuju sungai yang dibilang Rindu. Tahu-tahunya, sungai yang di maksud adalah selokan ini. Gondok benar hatiku.

"Ini bukan sungai, bro," kataku. "Ya, ini bondar ," Maruntung menimpali. Air selokan ini bagian dari irigasi pertanian. Kalau airnya bersih tak masalah, tapi yang satu ini keruh warnanya seperti air tanakan nasi. namun rasa keslku tak terlalu kutunjukkan. Kuangap in bagian dari perjalanan. Aku buka baju dan melipat celana sampai ke lutut. Turun ke air menikmati dingin. Aku cuma cuci muka dan main ciprat-cipratan. Aku takut jika main bakal gatal-gatal.  
Kami sempatkan berpoto barang beberapa frame lalu kami pulang. Sampai di rumah, Orangtua Rindu telah menyiapkan santap siang paling nikmat. Nasi putih plus ikan asin dan tahu dengan sayur terong. Renyah, sedap dan nikmat. Tadi pagi kami disuguhi mi goreng. Malamnya, ayam kampung gulai. Pisang jadi makanan pencuci mulut. Cocok sekali karena kami tak ada yang gosok gigi. hahaha.

di kebun jagung

narsis

warga mencucu-mandi di bondar

pulang

Maruntung ketakutan menyebrang lewat titi bambu

pose Rindu dan adiknya

mengintip Maruntung

ayo lembar dia bro

ngakak
takut mandi

malu-malu

main ciprat2an air

di balik putri malu

kopi si garar utang

lapar

jangan siram hemponku oi, Tung!

Walau cuma di Bondar, kenangan di sini cukup asyik. serasa kembali ke masa kecil di kampung maisng-masing yang doyan dengan kecipak air. Mandi telanjang. Dan dipanggang terik matahari. Pukul 1o kami pulnag ke rumah dengan hati girang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamatkan Lapangan Merdeka Medan

Lapangan Merdeka (Vukoraido) BERKACA dari keberhasilan penyelamatan Gedung Nasional Medan, kini para sejarawan, akademisi, mahasiswa, budayawan, pengamat budaya, dan dosen serta aktivis di Medan makin merapatkan barisan. Mereka sedang mengupayakan penyelamatan Lapangan Merdeka Medan dari usaha penghancuran pihak tertentu. Gerakan ini bermaksud mendorong pemerintah agar menyelamatkan Lapangan Merdeka yang kini telah kopak-kapik sehingga merusak makna sejarah yang ada tentang kota ini. Pembangunan skybridge (jembatan layang) sekaligus city cek in dan lahan parkir di sisi timur Lapangan Merdeka, menurut Hamdani Siregar, pengamat sejarah, itu adalah bagian dari upaya penghancuran sejarah. Apalagi, ketika pembangunan tersebut malah makin memunggungi satu monumen bersejarah di Medan, yakni monumen proklamasi kemerdekaan RI. “Ini momentum bagi kita untuk bangkit melawan. Bangkit menyelamatkan Lapangan Merdeka. Karena pembangunan di situ telah merusak sejarah bangsa i...

Menunggu Langkah Progres Timur Pradopo

Oleh Dedy Hutajulu “Congratulation pak Timur Pradopo. Semoga sukses menakhodai kepolisisan di negeri ini, segala harapan kami dipundakmu sang Jenderal. Kami (rakyat) kini menanti kepemimpinanmu”. Demikianlah gema harap dan ucapan selamat masih terus mengalir dari hati-ke-hati, meski proses terpilihnya bapak Timur sebagai Kapolri baru sarat dengan kontroversi. Namun, meski demikian (sarat kontroversi), siapapun yang terpilih berhak mendapat kesempatan itu. Timur Pradopo sudah dilantik menjadi Kapolri baru. Begitu beliau menanggalkan jubah lamanya, dan telah mengenakan jubah barunya, maka segala harapan rakyat terkait tugasnya, melekat dalam jubah baru yang dikenakannya saat ini. Seiring dengan itu, segala restu, doa, harap senantiasa menyertai hari-hari kapolri baru kita ini. Sederet Tugas Kapolri Dengan terpilihnya Timur sebagai kapolri bukan berarti semua masalah lantas berakhir, seperti riak kontroversinya yang kini tinggal sayup-sayup. Sederet panjang nan berat tugas untuk k...