Wanita tua itu mulai menyeka air matanya
Sambil melanjutkan ceritanya meski matanya berkaca-kaca
Hatiku ikut teriris membayangkan pisau-pisau kecil menyayat hatinya
Dia mulai kisahnya
Awalnya kemiskinan dan anaknya yang putus sekolah
Ditinggal mati sang suami
Si sulung baru 10 tahun seperti mengerti
Duka ibunya lalu bertekad merantau
Berharap bisa membantu
Gadis-gadis mungilnya juga begitu
TKI entah dimana
Ribuan surat di tulisnya dengan air matanya tapi gagal terkirim
Karena dia tak pernah diajari mengeja huruf-huruf itu
Cerita berlanjut putrinya disetrika majikan
Dan tak dapat sepeserpun logam perunggu yang diidamkan
Makan terasa sekam minum terasa duri
Entah kapan anaknya kembali
Sampai kapan putrinya menari
Sambil melanjutkan ceritanya meski matanya berkaca-kaca
Hatiku ikut teriris membayangkan pisau-pisau kecil menyayat hatinya
Dia mulai kisahnya
Awalnya kemiskinan dan anaknya yang putus sekolah
Ditinggal mati sang suami
Si sulung baru 10 tahun seperti mengerti
Duka ibunya lalu bertekad merantau
Berharap bisa membantu
Gadis-gadis mungilnya juga begitu
TKI entah dimana
Ribuan surat di tulisnya dengan air matanya tapi gagal terkirim
Karena dia tak pernah diajari mengeja huruf-huruf itu
Cerita berlanjut putrinya disetrika majikan
Dan tak dapat sepeserpun logam perunggu yang diidamkan
Makan terasa sekam minum terasa duri
Entah kapan anaknya kembali
Sampai kapan putrinya menari
Komentar