Langsung ke konten utama

Korupsi dan Nasib Generasi Muda



Oleh Dedy Hutajulu

            Ini zaman serba korupsi dan kita adalah generasi yang hidup di dalamnya. Generasi yang semestinya mendapat perhatian serius dari negara. Sungguh sebuah ironi.
            Tak terbantahkan bahwa korupsi sudah mengepung kita. Korupsi ada di sekitar kita. Hampir setiap hari kita disuguhkan berita-berita seputar masifnya kasus korupsi. Itu pertanda bahwa saat ini korupsi semakin meriah. Hal itu juga bisa dibaca dengan mencermati besaran indeks prestasi korupsi Indonesia tahun ini di mata dunia, yang tak beranjak dari tahun sebelumnya, (IPK 2,8).
            Padahal, pemerintah selalu mengatakan bahwa penegakan hukum dan pemberantasan korupsi meningkat secata statistik. Nyatanya, kasus korupsi meledak hampir di seluruh tanah air. Tilik saja hasil tangkapan KPK yang baru-baru ini dijebloskan ke penjara, 19 anggota DPR yang ditangkap KPK kasus suap biaya chek perjalanan mantan gubernur BI, Miranda S. Goeltom. Simak juga ke-155 kepala daerah yang tersandung kasus korupsi. Bukankah mereka semestinya orang orang yang berdiri di garda terdepan melawan korupsi?
            Kita masih ingat semua kejadian-kejadian penting di negeri ini yang berbicara gamblang soal penegakan hukum dan reformasi dan pemberantasan korupsi sangat memprihatinkan (kompas, 18/9). Semangat pemberantasan korupsi yang menjadi salah satu agenda prioritas pemerintahan SBY-Boediono, dengungnya seperti habis ditelan bumi. Semuanya itu menandakan korupsi kian meraksasa.
            Tali-temali korupsi semakin kuat dan jalinannya semakin panjang. Itu berarti generasi sekarang bisa dibilang ’generasi yang hidup jalinan korupsi’. Terperangkap dalam kubangan korupsi. Ini berbahaya. Parahnya, gerenasi ini seperti yatim piatu.
            Negara adalah ayahnya dan pendidikan adalah ibunya. Jika si ayah gagal memenuhi hak-hak anaknya, tentulah pertumbuhan si anak akan menyimpang, tidak seperti yang diharapkan, apalagi jika ia sampai kehilangan kasih sayang ibunya. tentu, ia mungkin akan menjelma menjadi mahluk yang berbahaya, yang akan menyerang balik kedua orang tuanya.
            Oleh sebab itu, negara dan pendidikan harus hidup berdampingan membangun dan mendorong generasinya untuk mewujudkan masa depan mereka. Negara, dalam hal ini pemerintah, wajib mengawal generasi muda bertumbuh dan harus bisa menjamin mereka terhindar dari cengkeraman korupsi. Pemerintah sebagai pemimpin harus mencerminkan kepemimpinan yang sejati, bekerja sekuat tenaga untuk mempersembahakan teringat terbaiknya bagi rakyat.
Dengan demikian, pemerintah perlu bekerja meyelenggarakan pemerintahan yang bersih dari korupsi. Gerakan melawan korupsi pertama sekali harus lahir dari pemerintah, karena merekalah ikon yang selalu menjadi teladan bagi bawahan. Jika pemimpinnya berlaku adil dan menjunjung tinggi integritas, maka teladan itu akan memantul sampai ke bawah. Oleh sebab itu, pemerintah kerjalah secara serius demi rakyat, menyelenggarakan pemerintahan ini seperti untuk Tuhan. Di sisi lain, pemerintah harus terus meningkatkan kualitas pendidikan.
            Untuk bisa lahir menjadi manusia andal, generasi sekarang harus dijaga dengan baik-baik. Mereka harus dipelihara dalam kultur pendidikan dan kultur politik yang sehat, yang terhindar dari cengkeraman korupsi. Jika tidak demikian, sulit rasanya menghasilkan generasi muda yang bisa memimpin zaman ini.

Padang Bulan, 8/3/2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamatkan Lapangan Merdeka Medan

Lapangan Merdeka (Vukoraido) BERKACA dari keberhasilan penyelamatan Gedung Nasional Medan, kini para sejarawan, akademisi, mahasiswa, budayawan, pengamat budaya, dan dosen serta aktivis di Medan makin merapatkan barisan. Mereka sedang mengupayakan penyelamatan Lapangan Merdeka Medan dari usaha penghancuran pihak tertentu. Gerakan ini bermaksud mendorong pemerintah agar menyelamatkan Lapangan Merdeka yang kini telah kopak-kapik sehingga merusak makna sejarah yang ada tentang kota ini. Pembangunan skybridge (jembatan layang) sekaligus city cek in dan lahan parkir di sisi timur Lapangan Merdeka, menurut Hamdani Siregar, pengamat sejarah, itu adalah bagian dari upaya penghancuran sejarah. Apalagi, ketika pembangunan tersebut malah makin memunggungi satu monumen bersejarah di Medan, yakni monumen proklamasi kemerdekaan RI. “Ini momentum bagi kita untuk bangkit melawan. Bangkit menyelamatkan Lapangan Merdeka. Karena pembangunan di situ telah merusak sejarah bangsa i...

Kalang Baru dan Kenangan di Bondar

aku cuma cuci muka di air bondar Kesal. Kesal banget terus dikibuli si Rindu Capah. Dia ajak kami , katanya cebur ke sungai. Aku sudah senang. Buru-buru keluar dari rumahnya. Berlari sambil bawa kamera dan sabun dan odol.  Aku berharap pagi ini dapat suasana sungai yang indah di Kalang Baru, Sidikalang. Poto unutk oleh-oleh ke Medan. Kami bertiga berjalan menyusuri kebun kopi. Masuk lewat jalan-jalan tikus. Melewati rerimbunan bambu. Turun ke bawah dengan tangga-tanggah tanah yang dibentuk sedemikian rupa supaya serupa tangga. Cukup curam turunan itu. Di bawah tampak aliran sungai melintasi selokan-selokan yang berdempetan dengan sawah.  Banyak remaja dan gadis-gadis di bawah sedang mencuci dan mandi. Kami harus teriak "Lewat..atau Boa" baru mereka menyahut dan kami bis alewat. Begitu tiba di bawah, kukira kami akan berjalan masih jauh lagi menuju sungai yang dibilang Rindu. Tahu-tahunya, sungai yang di maksud adalah selokan ini. Gondok benar hatiku. "I...

Menunggu Langkah Progres Timur Pradopo

Oleh Dedy Hutajulu “Congratulation pak Timur Pradopo. Semoga sukses menakhodai kepolisisan di negeri ini, segala harapan kami dipundakmu sang Jenderal. Kami (rakyat) kini menanti kepemimpinanmu”. Demikianlah gema harap dan ucapan selamat masih terus mengalir dari hati-ke-hati, meski proses terpilihnya bapak Timur sebagai Kapolri baru sarat dengan kontroversi. Namun, meski demikian (sarat kontroversi), siapapun yang terpilih berhak mendapat kesempatan itu. Timur Pradopo sudah dilantik menjadi Kapolri baru. Begitu beliau menanggalkan jubah lamanya, dan telah mengenakan jubah barunya, maka segala harapan rakyat terkait tugasnya, melekat dalam jubah baru yang dikenakannya saat ini. Seiring dengan itu, segala restu, doa, harap senantiasa menyertai hari-hari kapolri baru kita ini. Sederet Tugas Kapolri Dengan terpilihnya Timur sebagai kapolri bukan berarti semua masalah lantas berakhir, seperti riak kontroversinya yang kini tinggal sayup-sayup. Sederet panjang nan berat tugas untuk k...