07 Jun 2010
MENCABUT BBM subsidi bagi sepeda motor di tengah mahalnya ongkos angkutan umum dan tidak adanya transportasi altematif adalah kebijakan salah arah. Apalagi kita tahu bahwa sepeda motor adalah roda kehidupan masyarakat miskin. Maka, rencana pemerintah untuk melakukan pencabutan subsidi BBM untuk sepeda motor sungguh tidak adil.
Hadirnya ketentuan baru itu dinilai tidak berpihak pada rakyat miskin. Meski baru sebatas wacana, sudah menuai kritik keras dari berbagai elemen masyarakat. Betapa tidak, kebijakan tersebut tentu akan berdampak psikologis bagi masyarakat lapisan menengah bawah. Khususnyamasyarakat ekonomi lemah. Sebab mereka akan berpikir keras untuk menghemat pengeluaran sementara pendapatantidaklah menentu bila subsidi BBM dicabut.
Pada dasarnya subsidi diberikan kepada masyarakat miskin ketika negara melihat ada kesenjangan ekonomi yang cukup jauh. Rakyat miskin harus ditolong dan dicarikan jalan keluar. Misalnya, pemberian BBM subsidi, biaya pasien kaya dinaikkan untuk membantu pasien yang kurang mampu. Dengan kata lain,.pemerintah harus mencari upaya subsidi silang agar terjadi keseimbangan hidup antara yang mampu dengan yang tidak mampu.
Diakui, kebijakan pemberian subsidi yang selama ini dikerjakan pemerintah, sudah sangat tepat. Model subsidi silang dengan skala penetapan harga BBM konsumsi dinilai tepat.Harus diingat, bahwa pemakai sepeda motor di negeri ini umumnya adalah masyarakat ekonomi menengah ke bawah.Artinya sepeda motor tersebut bukanlah barang tersier, tetapi menjadi kebutuhan masyarakat miskin. Aktivitas masyarakat akan terbengkalai bila sepeda motornya tak lagi beroperasi. Oleh sebab itu, penjatahan BBM subsidi adalah sangat tidak bijaksana.
Risih kedengarannya bila hendak mengurangi beban anggaran, tetapi memilih mencabut subsidi BBM. Artinya, pemerintah bukan sedang memikirkan jalan menyejahterakan rakyat, malah menambah beban rakyat.Pemerintah harus mampu menciptakan kebijakan anggaran yang tepat. Oleh karena itu, kebijakan ini perlu ditinjau kembali. Pasti ada cara yang tepat dan proporsional agar tercipta keseimbangan.
Dedy Gunawan Hutajulu
Medan Timur
Hadirnya ketentuan baru itu dinilai tidak berpihak pada rakyat miskin. Meski baru sebatas wacana, sudah menuai kritik keras dari berbagai elemen masyarakat. Betapa tidak, kebijakan tersebut tentu akan berdampak psikologis bagi masyarakat lapisan menengah bawah. Khususnyamasyarakat ekonomi lemah. Sebab mereka akan berpikir keras untuk menghemat pengeluaran sementara pendapatantidaklah menentu bila subsidi BBM dicabut.
Pada dasarnya subsidi diberikan kepada masyarakat miskin ketika negara melihat ada kesenjangan ekonomi yang cukup jauh. Rakyat miskin harus ditolong dan dicarikan jalan keluar. Misalnya, pemberian BBM subsidi, biaya pasien kaya dinaikkan untuk membantu pasien yang kurang mampu. Dengan kata lain,.pemerintah harus mencari upaya subsidi silang agar terjadi keseimbangan hidup antara yang mampu dengan yang tidak mampu.
Diakui, kebijakan pemberian subsidi yang selama ini dikerjakan pemerintah, sudah sangat tepat. Model subsidi silang dengan skala penetapan harga BBM konsumsi dinilai tepat.Harus diingat, bahwa pemakai sepeda motor di negeri ini umumnya adalah masyarakat ekonomi menengah ke bawah.Artinya sepeda motor tersebut bukanlah barang tersier, tetapi menjadi kebutuhan masyarakat miskin. Aktivitas masyarakat akan terbengkalai bila sepeda motornya tak lagi beroperasi. Oleh sebab itu, penjatahan BBM subsidi adalah sangat tidak bijaksana.
Risih kedengarannya bila hendak mengurangi beban anggaran, tetapi memilih mencabut subsidi BBM. Artinya, pemerintah bukan sedang memikirkan jalan menyejahterakan rakyat, malah menambah beban rakyat.Pemerintah harus mampu menciptakan kebijakan anggaran yang tepat. Oleh karena itu, kebijakan ini perlu ditinjau kembali. Pasti ada cara yang tepat dan proporsional agar tercipta keseimbangan.
Dedy Gunawan Hutajulu
Medan Timur
Komentar