Langsung ke konten utama

Mewaspadai Kepungan Iklan Rokok



Oleh: Dedy hutajulu

            Pemeo “sebagus apapun pesan yang disampaikan, lihat dulu siapa yang menyampaikan pesan itu” rasa-rasanya penting dijadikan pisau bedah untuk mencermati pesan-pesan iklan yang berkembang belakangan ini, khusunya iklan rokok. Kalau anda rajin menonton tivi, anda pasti tidak asing lagi dengan iklan yang satu ini. Iklan yang disponsori oleh perusahaan rokok X.
            Iklan itu bertutur tentang bahaya korupsi dan betapa korupsi sudah mengepung kita. Sebagai akibat, sampai-sampai otak mahluk yang bernama jin pun sudah terkorupsi. Padahal, konon, jin kerap diilustrasikan sebagai sosok yang menyeramkan dan menakutkan, bukan yang suka sogok menyogok. Sekarang kok berbeda? Itu sebabnya iklan ini saya sebut sangat menarik.
            Iklan itu benar-benar bagus luar-dalam, baik segi tampilan maupun isi. Namun, biarpun bagus, Iklan itu sebenarnya sedang berusaha menggusur nilai kepekaan generasi muda saat ini. Coba simak dengan jeli iklan tersebut. Begini. Jin, “Kuberi satu permintaan. Monggo”, si Anu, ”Semua yang namanya sogokan, suap-menyuap lenyap dari bumi ini. ”bisa jin?”tandas si Anu dengan segala harap, ”Bisa diatur” jawab jin dengan enteng sambil menggesek-gesek jarinya dengan jempol.
            Penonton, khususnya anak muda berhasil dibuat terkesima, karena iklan mini itu sukses mendaratkan pesannya yang sangat kontras dengan realita hari ini. Bahwa korupsi marak dimana-mana. Ironisnya, meski penonton berhasil disadarkan bahwa korupsi itu berbahaya, di saat yang bersamaan perusahaan rokok X malah sedang mendoktrin kita bahwa merokok itu menyenangkan. Padahal, itu barang haram juga.
            Maka, apapun motif perusahaan tersebut, iklan yang disampaikan tak lain dan tak bukan, hanyalah untuk menginisiasi kaum muda agar tergiur merokok. Artinya, perusahaan rokok X itu sebenarnya tidak sedang peduli apakah kaum muda akan anti korupsi atau tidak. Apalagi, soal masa depan anak-anak. Mereka hanya sekadar prihatin atau sedang beriklan ria. Karena bisnis rokok seumpama ladang yang hijau yang mampu meraup uang sangat besar.
            Perusahaan rokok paham betul bahwa kaum muda adalah aset yang paling menjanjikan untuk dituai. Dan jalan masuk paling strategis adalah lewat jalur mengubah cara berpikir. Cara paling jitu adalah dengan menanam di benak kaum muda, bahwa merokok itu  mengasikkan. Dan rokok itu sendiri tidak berbahaya sama sekali. Nah, kalau sudah tertanam, perusahaan rokok tinggal menuai saja.
            Itulah sebabnya, perusahaan rokok terus mengepung anak-anak dan remaja dengan rokok dan iklannya yang masif. Serangan itu ditujukan untuk menanamkan di otak generasi muda bahwa merokok itu baik. Tak sampai di situ saja, dengan iklan, perusahaan rokok telah berhasil menanamkan pandangan keliru bahwa yang tidak merokok akan merasa menyesal kalau tidak mengecap nikmatnya rokok. Inilah dampak buruk iklan yang masif.
            Masifnya iklan rokok harus kita cemasi. Jika perusahaan rokok saja mampu membuat iklan tentang bahaya korupsi sebagai tindakan yang merusak moral bangsa, maka sebagai bukti kepeduliannya, seharusnya mereka juga perlu membuat iklan yang bernas tentang bahaya merokok dengan menanamkan ide bahwa merokok itu tindakan yang bisa merusak masa depan bangsa. Tapi, rasanya itu mustahil dilakukan.
            Daripada menuding perusahaan rokok, lebih baik kita bercermin. Kitalah si pengiklan itu. Anda dan saya. Yang gemar mengkritik orang lain, tetapi di saat bersamaan justru  menginisiasi kejahatan lain. Kita juga gemar menilai orang lain tapi abai berbuat baik bagi sesama. Ini adalah potret buram mentalitas bangsa kita.
            Kita semua–tanpa kecuali–mestinya mampu mengimbangi gempuran iklan rokok yang membahayakan itu dengan meneladankan gaya hidup sehat tanpa merokok. Supaya generasi kita bisa melihat sendiri. Kita harus serius mendidik anak berpikir jernih, dan menanamkan di benak mereka bahwa masa depan tidak sebanding dengan ’nikmat rokok’.

Padang Bulan, 6/3/2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamatkan Lapangan Merdeka Medan

Lapangan Merdeka (Vukoraido) BERKACA dari keberhasilan penyelamatan Gedung Nasional Medan, kini para sejarawan, akademisi, mahasiswa, budayawan, pengamat budaya, dan dosen serta aktivis di Medan makin merapatkan barisan. Mereka sedang mengupayakan penyelamatan Lapangan Merdeka Medan dari usaha penghancuran pihak tertentu. Gerakan ini bermaksud mendorong pemerintah agar menyelamatkan Lapangan Merdeka yang kini telah kopak-kapik sehingga merusak makna sejarah yang ada tentang kota ini. Pembangunan skybridge (jembatan layang) sekaligus city cek in dan lahan parkir di sisi timur Lapangan Merdeka, menurut Hamdani Siregar, pengamat sejarah, itu adalah bagian dari upaya penghancuran sejarah. Apalagi, ketika pembangunan tersebut malah makin memunggungi satu monumen bersejarah di Medan, yakni monumen proklamasi kemerdekaan RI. “Ini momentum bagi kita untuk bangkit melawan. Bangkit menyelamatkan Lapangan Merdeka. Karena pembangunan di situ telah merusak sejarah bangsa i...

E-Vote, Tranparansi dan Kampanye Pohon

Oleh Dedy Hutajulu Meski, tingkat partisipasi warganya memilih sangat tinggi dan kepercayaan publiknya kepada AEC sebagai lembaga penyelenggara pemilu luar biasa tinggi, negeri kanguru ini sama sekali tidak menerapkan e-voting. Sebabnya, e-voting dianggap tidak aman dan rawan kejahatan. House Of Representatif Australia/Foto oleh Dedy Hutajulu UNIKNYA, lagi mereka bahkan memilih mencontreng dengan pensil. Kok bisa? “Jauh lebih hemat,” ujar Phil Diak, Direktur Pendidikan dan Komunikasi AEC (Australia Electoral Commission) . Selain didasari alasan ekonomis, sistem pemerintahan Australia yang berbentuk federal, mekanisme pemungutan suara secara elektronik (e-voting) belum dianulir di undang-undang kepemiluan mereka. Menurut Phil, butuh perubahan besar dalam undang-undang kalau mau memberlakukan sistem baru tersebut. "Sejauh ini, peraturan kami tidak ada menyatakan penggunaan e-voting. Meski JSCE, sedang meneliti tentang model e-voting," ujarnya. Joint St...

Membuat Kerangka Tulisan

Amat perlu kita tahu bagaimana membuat kerangka tulisan untuk menolong kita membatasi apa yang hendak ditulis. Outline memudahkan kita untuk menentukan maksud dan arah tulisan. Dengan adanya kerangka, kita jadi mudah mengontrol alur berpikir tulisan kita seperti maksud tulisan yang kita harapkan sejak awal. Bahkan, kita juga akan terlatih membuat efektivitas kalimat. Membuat kerangka tulisan sama artinya dengan menentukan apa saja topik yang akan kita bahas. Jadi semacam tahapan pembahasan. Harapannya, orang yang baca jadi mudah paham dengan apa yang kita maksud dalam tulisan kita buat. Jelas alurnya. Perlu diketahui bahwa setiap tulisan lahir dari sebuah ide utama yang kemudian dikembangkan menjadi ide-ide kecil yang disebut dengan pokok-pokok pikiran. Artinya, setiap tulisan laiknya mengandung satu maksud utama. Kalaupun ada ide-ide lain, ide-ide tersebut hanyalah ide penunjang bagi ide utama agar kuat kuasa tulisan semakin tertancam dalam-dalam dibenak pembaca. Jadi, dari satu ...